Hizbullah Galang Persatuan, Menhan Israel Mengaduke AS, Jet-Jet IDF Bom Kota-Kota Lebanon
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dilaporkan mengadakan pembicaraan dengan Penasihat senior Gedung Putih, Amos Hochstein pada Selasa (5/3/2024).
Dalam pertemuan itu, Gallant mengingatkan, Israel semakin dekat untuk melancarkan invasi militer lintas teritorial ke Lebanon.
Baca juga: Setelah Hizbullah Lebanon, Giliran Kataib Hizbullah Irak yang Hajar Haifa: Israel Mundur 15 Tahun
Pertemuan itu terjadi sehari setelah Hochstein mengunjungi Lebanon dan mengadakan pembicaraan dengan beberapa pejabat di sana.
“Kami berkomitmen terhadap proses diplomasi. Namun, agresi Hizbullah membawa kita lebih dekat ke titik kritis dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan militer kami di Lebanon,” kata menteri perang tersebut kepada Hochstein di kantor pusat kementerian di Tel Aviv.
Gallant mengadukan ke perwakilan AS tersebut, kalau Hizbullah menggalang persatuan faksi-faksi lain di Lebanon untuk bersatu melawan Israel.
"Hizbullah menyeret partai-partai tersebut ke dalam eskalasi yang berbahaya,” tambah Gallant.
Keduanya juga membahas serangan rutin harian Hizbullah terhadap situs-situs Israel, serta upaya yang disponsori AS untuk menekan Lebanon dan perlawanan Lebanon agar menarik diri dari wilayah perbatasan.
Baca juga: Panglima Perang Israel Merengek ke AS, Minta Pasukan Radwan Hizbullah Dijauhkan ke Sungai Litani
Jet Israel Gempur Kota-Kota Lebanon
Saat pembicaraan berlangsung, pesawat tempur Israel dilaporkan membombardir kota Majdal Zoun, Zebqin, Shamaa, Shiaytiyeh, Jbeil al-Butum, Aita al-Shaab, dan Al-Wazzani di Lebanon selatan.
Hizbullah membalas dengan menargetkan beberapa situs militer Israel dan menyerang dua tank Merkava Israel sore itu.
Milisi Perlawanan Lebanon itu diketahui mulai melancarkan operasi harian melawan Israel pada 8 Oktober sebagai solidaritas terhadap Gaza.
Sebagai balasannya, serangan udara Israel terus menerus dan tanpa pandang bulu membombardir wilayah selatan Lebanon.
Adapun Washington telah mendorong deeskalasi di Lebanon sejak awal Februari.
Tuntutan utama dari proposal Barat adalah penarikan besar-besaran Hizbullah dari wilayah perbatasan.
Proposal tersebut tidak mencakup konsesi apa pun yang diberikan Israel kepada Lebanon, seperti penarikan diri dari wilayah yang telah diduduki secara ilegal selama beberapa dekade.
Lebanon belum menanggapi proposal tersebut secara formal, namun para pejabat menolaknya karena dianggap tidak memuaskan dan tidak lengkap.
Hizbullah telah berjanji untuk terus menyerang situs-situs Israel dan mengatakan bahwa mereka tidak bersedia membahas deeskalasi sampai perang di Gaza berakhir.
Baca juga: Unit Brigade Golani IDF yang Hendak Menyusup ke Lebanon Kena Hantam Peluru Artileri Hizbullah
Upaya Infiltrasi IDF Disambut Rudal
Para pejabat AS mengatakan kepada CNN pekan lalu bahwa Israel berencana menyerang Lebanon selatan dalam beberapa bulan mendatang.
Hizbullah mengumumkan dua hari lalu kalau mereka berhasil menggagalkan dua upaya tentara Israel untuk melancarkan serangan ke Lebanon.
Sehari yang lalu, Hochstein berbicara dengan para pejabat Lebanon di Beirut dan mengatakan kalau “gencatan senjata di Gaza tidak serta merta meluas ke Lebanon.”
Pada pertengahan Januari, Hochstein mengancam dalam kunjungannya ke Lebanon kalau Hizbullah harus menarik diri dari perbatasan atau Israel akan melancarkan perang.
Hochstein menambahkan ancaman dengan menyatakan kalau Lebanon “harus belajar dari apa yang terjadi di Gaza.”
(oln/tc/*)