News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rudal Rusia Nyaris Tewaskan Zelensky dan PM Yunani Saat Kunjungi Odesa, Meledak di Jarak 200 Meter

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan staf serta keamanannya berjalan setelah makan siang bersama para pemimpin Eropa selama KTT Komunitas Politik Eropa (EPC) di Balboas, pada 1 Juni 2023.

Alasan tersebut yang mendorong Putin untuk nekat Putin meluncurkan senjata nuklir hipersonik generasi baru ke wilayah Eropa, apabila Prancis dan negara NATO benar - benar mengerahkan pasukannya ke Ukraina .

“Kekuatan nuklir strategis berada dalam kondisi kesiapan penuh,” tegas Putin .

“(Negara-negara Barat) harus menyadari bahwa kita juga mempunyai senjata yang dapat mengenai sasaran di wilayah mereka. Semua ini benar-benar mengancam konflik dengan penggunaan senjata nuklir dan penghancuran peradaban. Tidakkah mereka mengerti?!” kata Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP)

Keretakan Hubungan NATO – Rusia

Hubungan 30 negara anggota NATO dengan Rusia sejak lama telah mengalami keretakan, namun semenjak Ukraina menanyakan diri ingin bergabung menjadi bagian dari pakta ini Rusia mulai terang – terangan menyerukan perang terbuka.

Bahkan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan NATO, Rusia nekat mengambil langkah agresif dengan menangguhkan hubungan dengan NATO, menarik kembali staf misinya dari Brussels, dan memerintahkan petugas penghubung NATO yang ditempatkan di Moskow untuk pergi.

Tak sampai disitu Rusia turut melancarkan invasi ke Ukraina, hingga negara pimpinan Volodymyr Zelensky mengalami kehilangan ekonomi senilai 120 miliar dolar AS.

Baca juga: Mantan PM Swedia : Bila Presiden Putin Meninggal, Perang Rusia dan Ukraina Baru Bisa Berhenti

Sebagai bentuk balasan NATO mengumumkan 500 sanksi baru terhadap Rusia, serta pembatasan ekspor pada hampir 100 perusahaan atau individu dengan tujuan untuk menekan ekonomi Rusia sehingga perang di Ukraina bisa dihentikan secepat mungkin.

Sayangnya pasca sanksi tersebut diterapkan, Rusia dilaporkan kebal sanksi. Aktivitas ekspor energi Rusia justru mencetak keuntungan besar hingga tembus mencapai 158 miliar dolar AS, hanya dalam kurun waktu enam bulan tepatnya setelah Moskow menginvasi Kiev pada akhir Februari lalu.

(oln/cnn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini