News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Houthi Makin Tangguh, Klaim Sukses Bombardir 61 Kapal milik Israel CS di Laut Merah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa yang direkrut ke dalam kelompok pemberontak Houthi Yaman mengangkat senapan otomatis saat mereka meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Palestina dan melawan AS, Inggris, dan Israel dalam unjuk rasa di kampus universitas di Sanaa pada 21 Februari 2024, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Gerakan Israel dan Hamas di Gaza. (Photo by MOHAMMED HUWAIS / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, YAMAN – Angkatan bersenjata Yaman, Houthi mengklaim telah meluncurkan 403 rudal untuk menyerang 61 kapal dagang Israel dan para sekutunya yakni Amerika dan Inggris yang melintas di Laut Merah.

“Kami telah menargetkan 61 kapal Israel dan sekutunya dalam serangan rumit dan membingungkan, terdapat kekaguman atas ketepatan serangan dan kekuatan kerusakannya,” kata Pemimpin Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi.

Sebelum menjadi korban amukan Houthi, 61 kapal itu sebelumnya telah berkamuflase dengan cara mematikan perangkat identifikasi dan informasi. Namun dengan kecerdikannya, Houthi bisa mengidentifikasi asal kapal-kapal tersebut.

Baca juga: Serangan Houthi Tewaskan 2 Awak Kapal Curah Berkebangsaan Filipina di

Ketegangan ini pertama kali terjadi sejak November tahun lalu, tepatnya pasca Israel melakukan agresi ke Hamas hingga menyebabkan korban tewas di Gaza melonjak mencapai lebih dari 30.000 jiwa.

Alasan ini yang membuat Milisi Houthi Yaman menjadi salah satu kelompok yang vokal memberikan dukungan bagi Gaza.

Seperti baru – baru ini Houthi mendeklarasikan perang terbuka melawan Israel. Tak hanya itu kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran juga turut menembaki kapal-kapal Amerika dan Inggris yang merupakan mitra kerja Israel.

"Yaman tidak akan pernah berhenti mendukung perlawanan rakyat Palestina, di Jalur Gaza, dan perkembangan yang terjadi di Palestina, akan mempersatukan rakyat Yaman, dan menyebabkan mereka turun ke jalan menggelar unjuk rasa jutaan orang," jelas Abdul-Malik al-Houthi.

Kapal AS, Inggris dan Israel Boncos

Selain menyebabkan kerusakan, serangan rudal yang dilakukan Houthi juga telah berhasil membuat Kapal AS, Inggris dan Israel boncos, lantaran ketiga kapal ini harus menanggung lonjakan biaya premi atau asuransi yang naik mencapai 50 persen.

Lonjakan tarif terjadi usai angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menargetkan ketiga kapal itu, alasan ini yang membuat perusahaan asuransi menjatuhkan tarif premi lebih mahal mencapai ratusan ribu dolar AS untuk kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan AS, Inggris, dan Israel.

“Kapal yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, Inggris, atau "Israel" akan dikenakan tarif yang lebih tinggi sekitar 20 hingga 50 persen, lebih banyak dibandingkan kapal lain yang berlayar di Laut Merah,” jelas David Smith, kepala broker asuransi McGill and Partners dikutip dari Almayadeen.

Baca juga: Kelompok Houthi Serang Kapal Tanker di Lepas Pantai Aden Yaman Menewaskan 2 Orang dan Melukai 6 ABK

“Langkah ini diambil untuk menghindarkan diri dari ancaman kerugian akibat perusahaan harus mengcover bisnis yang resikonya sangat tinggi,” imbuh Smith.

Selain itu imbas serangan Houthi banyak perusahaan Israel, Amerika dan Inggris yang kini mulai menunda aktivitas perdagangan hingga berimbas pada lesunya nilai ekspor dan impor.

Belum diketahui secara pasti kapan ketegangan ini mereda, namun para analis menilai, apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat memukul ketiga ekonomi negara diatas yang saat ini tengah berada di jurang resesi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini