Uday Al-Tamimi tidak berafiliasi dengan faksi perlawanan Palestina mana pun.
Dalam surat wasiatnya, Uday Al-Tamimi menuliskan harapannya kepada generasi muda di Tepi Barat.
“Operasi (perlawanan) saya di Pos Pemeriksaan Shuafat adalah sebuah titik terendah di lautan badai perjuangan. Saya tahu bahwa saya akan mati syahid cepat atau lambat, dan saya tahu bahwa saya tidak membebaskan Palestina melalui operasi ini, namun saya melakukannya dengan tujuan tertentu; untuk operasi memobilisasi ratusan pemuda," tulisnya.
Bertahun-tahun sebelumnya, pasukan Israel telah melakukan banyak serangan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 31.112 jiwa dan 72.760 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (11/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel