TRIBUNNEWS.COM - Bendera Swedia dikibarkan di markas NATO di Brussels.
Pengibaran bendera nasional Swedia itu menandai masuknya negara itu ke dalam aliansi militer, selang dua tahun setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyaksikan dua tentara mengibarkan spanduk biru bergambar salib kuning di antara lingkaran resmi bendera nasional di kantor kelompok transatlantik di ibu kota Belgia pada Senin (11/3/2024).
Menjelang upacara pengibaran bendera yang diadakan di tengah hujan, Kristersson mengakui ia punya ekspektasinya “tinggi”, dikutip dari Al Jazeera.
“Kami telah memilih kamu, dan kamu telah memilih kami. Semua untuk satu, dan satu untuk semua,” kata Perdana Menteri tersebut.
Ia menambahkan bahwa negaranya berjanji akan menjunjung tinggi nilai-nilai yang diabadikan dalam Perjanjian Washington yang menjadi dasar NATO.
“Situasi keamanan di kawasan kami tidak seserius ini sejak Perang Dunia Kedua, dan Rusia akan tetap menjadi ancaman bagi keamanan Euro-Atlantik di masa mendatang,” kata Kristersson.
Upacara tersebut dilakukan ketika 20.000 tentara dari 13 negara memulai latihan NATO di wilayah utara Swedia serta negara tetangganya Finlandia dan Norwegia.
Sebut Putin Gagal
Sementara itu, Stoltenberg mengatakan bahwa Swedia yang menjadi anggota aliansi ke-32 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin “gagal” dalam strategi perang Ukraina untuk melemahkan aliansi tersebut.
“Ketika Presiden Putin melancarkan invasi besar-besaran dua tahun lalu, dia menginginkan lebih sedikit NATO dan lebih banyak kendali atas negara-negara tetangganya," ucapnya.
Baca juga: Bikin Barat Gelisah: Belum Gaspol, Produksi Senjata Rusia Sudah Nyaris Tiga Kali dari NATO
"Dia ingin menghancurkan Ukraina sebagai negara berdaulat, tapi dia gagal,” kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa Ukraina “lebih dekat dengan NATO dibandingkan sebelumnya”.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 mendorong Swedia dan Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia, untuk mengakhiri ketidakberpihakan militer selama bertahun-tahun dan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi yang dipimpin Amerika Serikat.
Meskipun Finlandia bergabung pada April 2023, keikutsertaan Swedia pada NATO memakan waktu hampir dua tahun karena Turki dan Hongaria menunda proses yang membutuhkan dukungan bulat dari semua anggota.
Parlemen Turki memberikan persetujuan resminya pada bulan Januari dan Hongaria memberikan persetujuannya minggu lalu, dilansir Reuters.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Kamis menyebut aksesi tersebut sebagai “momen bersejarah bagi Swedia, aliansi kami, dan hubungan transatlantik”.
“Hal-hal baik akan datang kepada mereka yang menunggu,” kata Blinken saat menerima dokumen aksesi Swedia di Washington, DC.
Para anggota NATO telah memberikan dukungan militer dan keuangan mereka kepada Ukraina dalam perlawanannya terhadap pasukan Rusia, namun momentumnya melambat karena putusnya kemauan politik AS dan Eropa berjuang untuk memenuhi kebutuhan amunisi Ukraina.
Swedia menghadirkan angkatan bersenjata yang terlatih dan lengkap.
Negara ini juga menambah kapal selam mutakhir dan armada jet tempur Gripen yang diproduksi di dalam negeri dalam jumlah besar ke pasukan NATO dan akan menjadi penghubung penting antara Atlantik dan Baltik.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)