Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini persiapan untuk menjadi peserta magang di Jepang memiliki tantangan tersendiri bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Selain calon pemagang harus harus memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi untuk mencapai cita-citanya, biaya persiapan untuk magang bisa dibilang tidak sedikit alias cukup tinggi.
Dirangkum dari berbagai sumber, estimasi biaya untuk magang di Jepang mencapai Rp15 juta-Rp25 juta yang terdiri dari mengurus berkas persyaratan, pelatihan atau diklat di LPK, transport, medical check upm pembuatan passport, rekening bank, asuransi, persiapan bekal dan perlengkapan berangkat (uang saku dan belanja pakaian).
Chief Strategy and Business Development Fin+, Edwin Therosjadi mengatakan, keterbatasan finansial menjadi salah satu kendala bagi warga Indonesia yang ingin magang di Jepang.
"Untuk itulah calon pemagang ini membutuhkan dana talangan agar dapat melakukan magang di Jepang," katanya di sela-sela penandatanganan kerjasama dengan Crowd Credit Incorporation dalam bentuk pendanaan awal bagi yang ingin magang ke Negera Jepang di KBRI Jepang belum lama ini.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Afriansyah Noor, Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, Koordinator Fungsi Ekonomi Republik Indonesia untuk Jepang Sunan Jaya Rustam dari pihak PT Rezeki Bersama Teknologi, CEO Fin+ Andrian Jahjamalik dari pihak Crowd Credit Incorporation, CEO of Crowd Credit, Go Iwata, BOD of Crowd Credit, Tomohiro Mochizuki, and CEO of PT Bankers Crowd Credit Takayuki Yagami.
Jumlah yang dikeluarkan ini tidaklah sebanding bila berhasil magang di Jepang karena mereka bisa mendapatkan penghasilan atau gaji pokok dan tunjangan yang terbilang besar.
Dikutip dari Tipkerja, gaji magang di Jepang per 2023 ini sebesar 80.000-120.000 yen Jepang per bulan, ditambah tunjangan kehadiran sebesar 3.000 yen apabila hadir penuh selama 20 hari dan masih bisa bertambah kalau perusahaan juga menetapkan lembur bagi pemagang.
Artinya dari gaji magang saja mereka berpenghasilan Rp8,3 juta hingga Rp12,5 juta per bulan, belum ditambah tunjangan kehadiran dan lembur.
Edwin mengatakan, hadirnya program ini tentu diharapkan akan mendapatakan atensi yang cukup besar bagi para calon pemagang yang akan berangkat ke Jepang.
“Setelah para pemagang ini kembali ke Indonesia, mereka dapat memiliki ilmu dan keterampilan yang lebih untuk kemudian dipakai dalam membangun Indonesia kedepannya,” ujarnya.
Edwin menjelaskan, untuk bisa mendapatkan bantuan pendanaan awal melalui platform digital bernama Nusantaraku yang nantinya seluruh pemagang bisa mengunduh aplikasi ini apabila mereka berminat untuk mengajukan pendanaan awal ini.
“Syarat Utama dari penerima dana adalah sudah memiliki kontrak dari perusahaan Jepang yang nantinya akan menjadi tempat mereka magang," katanya.
Berdasarkan data resmi, pada tahun 2022, sebanyak 8.736 peserta pemagangan diberangkatkan ke Jepang dan tahun 2023, jumlah peserta program pemagangan yang dikirimkan oleh Kemnaker meningkat pesat menjadi 13.396 orang.
Peningkatan ini mencerminkan antusiasme yang semakin tinggi dari anak muda Indonesia untuk mengembangkan keterampilan dan pengalaman mereka melalui program pemagangan di Jepang.