TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, akan mengunjungi Arab Saudi dan Mesir pada Rabu (20/3/2024).
Antony Blinken akan membahas upaya memastikan perjanjian gencatan senjata di Gaza dan meningkatkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
"Menteri Luar Negeri AS akan mengadakan diskusi dengan para pemimpin Saudi di Jeddah pada hari Rabu, sebelum pindah ke Kairo pada hari Kamis (21/3/2024) untuk bertemu dengan para pejabat Mesir," kata Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri, Selasa (19/3/2024).
Ini akan menjadi tur keenam Blinken di Timur Tengah sejak pecahnya agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, seperti diberitakan Al Araby.
Matthew Miller mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Antony Blinken akan membahas upaya untuk segera mencapai perjanjian gencatan senjata yang menjamin pembebasan semua sandera yang tersisa.
Menlu AS itu juga akan mengintensifkan upaya internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengoordinasikan perencanaan pasca-konflik di Gaza.
Termasuk memastikan bahwa Hamas berada dalam kondisi yang tidak mampu memerintah atau terulangnya serangan 7 Oktober 2023.
"Antony Blinken juga akan membahas jalan politik bagi rakyat Palestina dengan jaminan keamanan dengan Israel, dan struktur perdamaian dan keamanan abadi di kawasan,” menurut pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.
Antony Blinken juga mengangkat isu penting untuk mengakhiri serangan Houthi yang berbasis di Yaman terhadap kapal-kapal terkait Israel yang melewati Laut Merah dan Teluk Aden.
Antony Blinken yang saat ini mengunjungi Filipina, menegaskan bahwa rakyat Palestina di Jalur Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan.
“Seratus persen penduduk Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan, mengingat Israel harus benar-benar memberikan prioritas untuk memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkannya," kata Antony Blinken dalam konferensi pers di Filipina, Selasa.
Baca juga: Netanyahu Kirim Tim Israel ke AS, Bahas Invasi Rafah dengan Joe Biden
Sebuah laporan berdasarkan "Klasifikasi Interim Ketahanan Pangan Terpadu" menyatakan kekurangan pangan yang parah di wilayah Jalur Gaza telah melampaui tingkat kelaparan.
Laporan itu juga memperingatkan kematian massal akan segera terjadi, jika tidak ada gencatan senjata segera dan peningkatan aliran makanan ke daerah-daerah yang terisolasi akibat pertempuran.
Hingga kini, tercatat 23 kematian warga Palestina akibat kelaparan di Jalur Gaza, di tengah pengepungan dan pemboman Israel.
Hamas Palestina vs Israel
Agresi Israel masih berlanjut di Jalur Gaza, dilaporkan ada 31.726 kematian warga Palestina dan 73.792 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (18/3/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel