Sementara itu serangan drone lainnya menargetkan Bandara Internasional Ben Gurion Israel keesokan harinya.
Perlawanan Islam di Irak menyebut kedua serangan tersebut dilakukan sebagai penyelesaian tahap kedua operasi untuk melawan pendudukan Israel, dan untuk mendukung rakyat Irak di Gaza.
Serangan itu sebagai tanggapan terhadap pembantaian Zionis terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdaya, ujar kelompok tersebut.
Juga pada hari Selasa, gerakan Ansarallah Yaman, yang juga dikenal sebagai Houthi, melanjutkan kampanyenya yang menargetkan Israel dan kapal-kapal komersial yang dianggap mendukung Israel.
Houthi menembakkan rudal ke wilayah Eilat selatan Israel dan kapal tanker MADO berbendera Kepulauan Marshall di Laut Merah.
“Angkatan Bersenjata Yaman, dengan bantuan Tuhan Yang Maha Esa, terus menjalankan tugas agama, moral dan kemanusiaan mereka terhadap rakyat Palestina yang tertindas,” kata juru bicara militer Ansar Allah Yahya Saree dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
"Operasi militer mereka tidak akan berhenti sampai agresi dihentikan dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut.”
Baik Hizbullah, Perlawanan Islam di Irak dan Houthi semuanya menuntut agar Israel menghentikan serangannya di Gaza.
Tekanan terhadap Israel meningkat
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertekad untuk terus maju sampai Hamas dikalahkan dan lebih dari 100 sandera yang ditahan di wilayah Palestina dikembalikan.
Namun, ketika perundingan gencatan senjata yang didukung AS yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar belum juga mencapai resolusi, tekanan meningkat terhadap Israel karena banyaknya korban sipil dan krisis kemanusiaan yang semakin mengerikan di Gaza.
Dalam panggilan telepon hari Senin (18/3/2024), Presiden AS Joe Biden mendesak Netanyahu untuk meningkatkan aliran bantuan di seluruh Gaza, dengan penekanan khusus di wilayah utara.
Biden menegaskan kembali keprihatinannya yang mendalam tentang prospek Israel melakukan operasi darat besar-besaran di Rafah.
Di Rafah, sudah ada lebih dari satu juta warga sipil yang mengungsi saat ini setelah melarikan diri dari pertempuran di utara.
Pemerintahan Biden juga mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya perang yang lebih besar di seluruh kawasan karena pasukan AS semakin terperosok dalam konfrontasi langsung di Irak, Suriah, dan Yaman.
Berbicara kepada wartawan pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menegaskan kembali posisi AS mengenai memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza.
Blinken mengatakan AS bekerja setiap hari dengan rekan-rekan Israel untuk mengatasi masalah itu dan melihat segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk mencegah konflik meluas.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)