News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Veto Rusia dan China Buat Draf Resolusi AS soal Gencatan Senjata di Gaza Ditolak

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Draf resolusi AS terkait gencatan senjata di Gaza ditolak lantaran Rusia dan China melakukan veto. Inggris pun mengecam sikap kedua negara itu.

Alhasil, lewat draf resolusi ini, Linda berharap agar DK PBB memainkan perannya agar realisasi gencatan senjata dapat terjadi di Gaza.

"Dewan Keamanan memiliki peran penting untuk melakukan sesuatu. Dengan mengadopsi resolusi di hadapan kita, kita dapat menekan Hamas untuk menerima kesepakatan yang ada di atas meja," tuturnya.

Blinken Bertemu Netanyahu, Desak Batalkan Rencana Serang Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan konferensi pers bersama, pada 30 Januari 2023 di Yerusalem. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken juga melakukan upaya untuk menghentikan perang di Gaza dengan menemui Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada Jumat siang ini.

Adapun tujuan Blinken bertemu Netanyahu adalah demi mendesak agar Israel membatalkan serangan ke Kota Rafah.

Dia juga mendesak agar terjadi gencatan senjata yang berkelanjutan dan segera.

Baca juga: Anggota Kongres AS: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang di Gaza

Upaya yang dilakukan Blinken ini demi terealisasinya perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Doha, Qatar.

Pada lawatannya tersebut, Blinken juga menyinggung draf resolusi AS yang diusulkan ke DK PBB.

"Posisi kami, yang sangat jelas, adalah bahwa operasi militer besar-besaran di Rafa adalah sebuah kesalahan, sesuatu yang tidak kami dukung," kata Blinken dikutip dari Al-Arabiya.

"Tidak ada tempat bagi banyak warga sipil yang berkumpul di Rafah untuk menghindari bahaya. Dan bagi mereka yang masih tersisa, ini akan menjadi bencana kemanusiaan," tuturnya.

Di sisi lain, per Rabu (20/3/2024), sebanyak 31.819 warga Palestina tewas imbas agresi brutal Israel yang sudah dilakukan sejak 7 Oktober 2023.

Bahkan, mayoritas korban yang tewas adalah anak-anak dan perempuan.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini