TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Senin, (25/3/2024), mengatakan Israel telah kehilangan banyak dukungan dalam perangnya melawan Hamas di Jalur Gaza.
Trump pun meminta Israel untuk berhati-hati dan tetap “merampungkan” perang di sana.
“Dan saya berkata Israel harus sangat berhati-hati karena kalian kehilangan banyak dari dunia, kalian kehilangan banyak dukungan,” katanya saat diwawancarai Israel Hayom, dikutip dari The Times of Israel.
Pernyataan Trump itu keluar setelah AS memilih abstain dalam pemungutan suara untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain itu, pernyataan tersebut disampaikan sesudah pemerintahan Presiden AS Joe Biden makin kritis terhadap rencana militer Israel menyerang Kota Rafah di Gaza.
Dikutip dari Politico, Trump mengklaim Israel telah membuat “kesalahan yang sangat besar” dengan foto-foto bom yang dijatuhkan di Gaza.
Foto-foto itu, menurut Trump, telah mendorong adanya opini publik untuk menentang perang di Gaza.
“Saya ingin memanggil [Israel] dan memintanya untuk jangan melakukannya,” kata Trump.
“Foto dan gambar ini. Maksud saya, memfoto bom yang sedang dijatuhkan di bangunan-bangun di Gaza. Dan saya berkata, ‘Oh itu foto yang mengerikan. Itu gambar yang sangat buruk bagi dunia,’” katanya menambahkan.
Sebelumnya, Trump mengklaim sebagai “Presiden AS paling pro Israel”. Pada awal Maret lalu Biden juga meminta Israel untuk “merampungkan masalah”.
Trump kini maju sebagai calon presiden dari Partai Republik. Dia berkemungkinan besar akan kembali melawan Biden pada Pilpres 2024.
Baca juga: Israel Berharap AS Gunakan Hak Vetonya pada Resolusi PBB, AS Pilih Abstain, Begini Kata Netanyahu
Sementara itu, Biden kini menghadapi penolakan dari warga Arab-Amerika dan pemilih progesif yang meminta Biden untuk menekan Israel agar menyetujui gencatan senjata.
Ketika ditanya tentang meningkatnya ketegangan antara Israel dan AS, Trump mengklaim dukungan terhadap Israel di AS sudah menurun sejak 15 tahun belakangan.
Trump juga mengecam para politikus Partai Demokrat yang mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.