Teriakkan Palestina Hidup Selamanya, Ratusan Pendemo AS Ikatkan Diri ke Kapal Kargo Pengangkut Senjata ke Israel
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 800 pengunjuk rasa pro-Palestina dilaporkan menyerbu pelabuhan San Fransisco, Amerika Serikat (AS), Sabtu (29/3/2024).
Mereka merantai diri mereka ke kapal perang AS USNS Harvey Milk, untuk menghalangi kapal tersebut berangkat memasok senjata dan peralatan militer ke Israel.
Baca juga: Dua Wajah AS, Tak Setuju Penyerbuan Rafah Tapi Setuju Kirim 2.300 Bom dan 25 Jet F-35 ke Israel
Foto dan rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa meneriakkan, “Palestina akan hidup selamanya,”.
Insiden penghentian keberangkatan Kapal Perang AS ini adalah aksi lanjutan setelah para demonstran sebelumnya berdemo dan berkumpul di jalan-jalan kota bersama koordinator Pusat Pengorganisasian Sumber Daya Arab (AROC) dan Gerakan Pemuda Palestina.
"Mereka meneriakkan “Bebaskan, Bebaskan Palestina,” dan mendesak gencatan senjata segera di Gaza dan diakhirinya pendanaan aksi genosida Israel melalui senjata," tulis laporan Al-Mayadeen.
Puluhan Demonstran Ditangkap
Dalam rilis keterangan persnya Lara Kiswani, direktur eksekutif AROC, mengatakan, pemerintah AS sudah bertindak di luar batas dalam membantu Israel dalam genosida di Gaza.
“Sangat keterlaluan dan tidak dapat diterima bahwa pemerintah kami terus mendanai dan memasok militer Israel saat mereka melakukan genosida terhadap rakyat Gaza,” katanya.
Menurut laporan lokal, polisi menangkap 14 pengunjuk rasa sementara acara media yang dihadiri oleh mantan Ketua DPR Nancy Pelosi dibatalkan.
“Mayoritas masyarakat di negara ini – dan di seluruh dunia – menentang perang Israel di Palestina,” Kiswani menambahkan.
“Daripada merayakan partisipasi kapal ini dalam pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional yang dilakukan Israel, Pelosi perlu untuk mewakili konstituennya dan ikut menyerukan gencatan senjata segera dan permanen,” kata dia.
Bantuan Militer Baru AS untuk Israel
Unjuk rasa tersebut terjadi beberapa hari setelah dilaporkan kalau Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman terbaru senjata dan amunisi senilai miliaran dolar untuk diberikan kepada Israel.
The Washington Post melaporkan, mengutip para pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri: "Presiden Biden dalam beberapa hari terakhir telah mengizinkan transfer bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel, meskipun Washington menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan serangan militer di Rafah, selatan Gaza".
Baca juga: Dua Wajah AS, Tak Setuju Penyerbuan Rafah Tapi Setuju Kirim 2.300 Bom dan 25 Jet F-35 ke Israel
Pemberian bantuan militer baru ke Israel menunjukkan, meskipun ada perbedaan pandangan antara Amerika Serikat dan Israel mengenai kelanjutan perang di Gaza, namun pemerintahan Biden tidak mengaitkan bantuan militer ke Israel dengan tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” lanjutnya.
Baca juga: Wasekjen PIJ: AS Ingin Perang di Gaza Berlanjut, Perselisihan Biden-Netanyahu Cuma Sandiwara
Insiden serupa terjadi pada bulan November di Oakland, California ketika pengunjuk rasa pro-Palestina menghentikan sebuah kapal yang berlabuh di Pelabuhan Oakland untuk berangkat membawa pasokan senjata ke Israel.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa pengunjuk rasa secara fisik meletakkan tubuh mereka di tangga kapal agar tidak lepas dari dok.
Pusat Pengorganisasian Sumber Daya Arab yang berbasis di San Francisco juga mengorganisir protes tersebut.