Iran Ingatkan AS Menjauh Agar Tak Kena Jebakan Netanyahu, Washington ke Teheran: Jangan Serang Kami
TRIBUNNEWS.COM - Pihak Iran dilaporkan mengirim peringatan ke Amerika Serikat (AS) untuk 'menjauh' dari Israel pasca-serangan negara pendudukan itu ke konsulat Iran di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024).
Peringatan Iran ke AS itu disampaikan seorang pejabat Iran, ajudan presiden Iran, Mohammad Jamshidi melalui unggahan di X pada Jumat (5/4/2024).
Baca juga: Israel Tutup 28 Kedutaannya di Seluruh Dunia, Staf Diplomatik Bahkan Tak Boleh ke Luar Rumah
Peringatan Iran ke AS itu disertai 'nasihat' agar Gedung Putih tidak terjebak dalam perangkap yang dibuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
AS dikabarkan merespons peringatan itu dengan mengirim balik peringatkan agar Teheran tidak menyerang fasilitas AS.
“Dalam pesan tertulis, Republik Iran memperingatkan para pemimpin AS agar tidak terseret dalam perangkap Netanyahu demi AS: Menjauhlah agar Anda tidak terluka. Sebagai tanggapan, AS meminta Iran untuk tidak menargetkan fasilitas Amerika,” ajudan presiden Iran, Mohammad Jamshidi mengatakan pada X pada Jumat dilansir The Jerusalem Post.
Baca juga: Mata Balas Mata, Menakar Serangan Balasan Iran ke Israel, Nuklir Jadi Cara Pamungkas Dramatis?
Prihatin Bakal Kena Getahnya
Pihak AS memang secara terbuka menyatakan kecemasannya bakal jadi sasaran pembalasan Iran.
Komandan Angkatan Udara Pusat AS di Timur Tengah, Alexus Greenkewich, menyatakan keprihatinannya soal ancaman pembalasan Iran atas pemboman Israel tersebut.
Greenkewich menyiratkan, dari apa yang digaungkan Iran, AS bakal kena imbas pembalasan yang dilakukan Iran terhadap Israel.
Baca juga: Mata Balas Mata, Menakar Serangan Balasan Iran ke Israel, Nuklir Jadi Cara Pamungkas Dramatis?
"Kami prihatin pada retorika Iran dan kemungkinan pasukan kami akan terkena bahaya," kata dia dilansir Khaberni, Kamis (4/4/2024).
Dia menambahkan, serangan Israel ke Damaskus Senin kemarin tersebut, bisa jadi stimulus tambahan bagi para milisi Iran di kawasan untuk menyerang pasukan AS yang dianggap sebagai sekutu utama negara pendudukan tersebut.
"Serangan hari Senin di Damaskus mungkin menjadi insentif untuk serangan baru terhadap pangkalan kami di Irak dan Suriah," kata dia.
Dia menambahkan, "Pasukan kami mungkin terkena ancaman dari Iran dan agen-agennya setelah konsulatnya di Suriah menjadi sasaran."
Baca juga: Analis Israel: Iran Siapkan Serangan Besar Balas Kematian Jenderal Zahedi, Awal Perang Dahsyat?
Bantah Terlibat, Tunjuk Israel Pelaku Serangan Tanpa Pemberitahuan
AS memang langsung cepat-cepat menghindari tuduhan kalau mereka ikut terlibat dalam serangan ke gedung Konsulat Iran, di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024).
AS secara terbuka justru menunjukkan hidung Israel sebagai pelaku langsung dan utama dalam serangan yang menewaskan perwira tinggi senior Pasukan Quds Garda Revolusi Iran tersebut.
Baca juga: Analis Israel: Iran Siapkan Serangan Besar Balas Kematian Jenderal Zahedi, Awal Perang Dahsyat?
Deputi Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, Sabrina Singh, mengatakan hasil assesment (evaluasi) yang dilakukan oleh Pentagon, menunjukkan kalau Israel merupakan pihak yang melancarkan serangan udara hari Senin ke Damaskus.
"Ini hasil evaluasi kami. Evaluasi kami juga menunjukkan sejumlah kecil pejabat tinggi IRGC, ada di gedung tersebut. Saya tidak bisa mengonfirmasi identitas mereka, tapi ini hasil evaluasi awal kami," katanya Selasa (2/4/2024) dilansir PT.
Menurut Singh, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh para pejabat AS, para pemimpin Israel, tidak memberitahu Pentagon, terkait serangan atau target mereka di Damaskus.
Baca juga: Kepala Biro Politik Hamas: Jika Bukan Karena AS, Israel Sudah Tak Kuat Perang, Palestina Makin Kuat
Sampai saat ini, imbuhnya, belum bisa dikonfirmasi gedung apa yang menjadi sasaran serangan.
"Tapi AS, tidak mendukung serangan ke fasilitas diplomatik," katanya.
Sebelumnya, pejabat Israel secara tidak langsung mengakui kalau pihaknya bertanggung jawab atas serangan ke Konsulat Iran, di Damaskus, Suriah.
Pejabat Israel tersebut mengatakan kalau gedung yang menjadi target serangan di Damaskus, Suriah, sama sekali bukan gedung diplomatik.
Menurutnya, gedung tersebut bukan bagian dari Kedutaan Besar Iran, di Suriah, juga bukan bagian dari Konsulat negara ini, tapi gedung militer milik Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Iran, IRGC.
Baca juga: Media Israel Terbelalak, Serangan Drone Milisi Irak Terbang Lewati Yordania, Tepat Hajar Kota Eilat
Pembalasan Mematikan
Atas serangan Israel di Damaskus tersbeut, Dewan Koalisi Pasukan Garda Revolusi Iran, menyatakan, sekutu dan para pendukung Israel, termasuk AS, harus tahu, kalau Iran segera melancarkan pembalasan keras, dan mematikan segera dilakukan.
Saking kerasnya, tambah ancaman IRGC, dampak pembalasan diklaim akan mengubah perimbangan regional, tulis laporan PT.
Dewan Koalisi Pasukan Garda Revolusi Iran, SHANA, Rabu (3/4/2024) menyebut peran Jenderal Mohammad Reza Zahedi, dalam membentuk, dan memperkuat poros perlawanan serta merancang dan merealisasikan operasi Badai Al Aqsa, sebagai kebanggaan besar.
Menurut SHANA, pukulan mematikan yang diterima Israel dalam beberapa hari ini telah membuat para pemimpin negara pendudukan itu putus asa, dan melancarkan serangan pengecut ke Konsulat Iran, di Suriah.
"Israel dan para pendukungnya,segera menerima pembalasan tegas dan mematikan dari Iran, atas kejahatan ini, dan dapat dipastikan perimbangan kekuatan regional di masa depan akan berubah berkat bantuan Ilahi," tulis pernyataan itu.
"Sekali lagi kami mengirim salam kepada para syuhada Al Quds, dan mengundang rakyat Iran, untuk berpartisipasi dalam peringatan Hari Quds Sedunia, serta acara mengantar jenazah para syuhada," kata pernyataan tersebut.
(oln/khbrn/PT/*)