Yasser Arafat sebagai salah satu pendiri dan pemimpin utama Fatah, secara historis menjadi simbol perjuangan Palestina melalui peranannya dalam perjuangan bersenjata, kepemimpinan di PLO, penandatanganan Perjanjian Oslo, dan pengakuan terhadap negara Palestina.
Posisi Arafat kemudian digantikan oleh Farouk Kaddoumi secara konstitusional dan kemudian oleh Abbas pada 2009.
Fatah memiliki sejarah keterlibatan dalam perjuangan resolusi dan dukungan terhadap kelompok perlawanan.
Namun, setelah kematian Arafat, terlihat semakin jelas adanya faksionalisme dalam gerakan ini dengan variasi ideologis yang beragam.
Dalam pemilihan Dewan Legislatif Palestina pada 2006, Fatah menghadapi kekalahan mayoritas dari Hamas yang kemudian memicu konflik antara kedua pihak.
Meskipun kehilangan mayoritas di tingkat nasional, Fatah mempertahankan kendali atas Otoritas Nasional Palestina di Tepi Barat dan tetap aktif mengontrol kamp-kamp pengungsi Palestina.
Dalam spektrum posisi politik, Fatah secara umum diklasifikasikan dari kiri-tengah hingga sayap kiri.
Baca juga: Profil Syekh Ahmed Yassin, Pendiri Hamas yang Tak Kabur Dibidik Israel Selepas Salat Subuh
Apa Itu Hamas?
Hamas adalah organisasi fundamentalis Islam yang berbasis di Palestina, juga dikenal sebagai kelompok perlawanan dan nasionalis Sunni.
Hamas merupakan singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam).
Kelompok ini didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina yang menjadi aktivis di cabang-cabang lokal Ikhwanul Muslimin setelah mengabdikan awal hidupnya untuk ilmu pengetahuan Islam di Kairo.
Baca juga: Peluru Al Qassam Rontokkan Tentara Israel Penyerbu Al Shifa yang Ngumpet: Tank IDF Kena Roket Yassin
Mulai akhir tahun 1960-an, Yassin memberikan khotbah dan melakukan pekerjaan amal di Tepi Barat dan Gaza, yang kedua-duanya diduduki Israel setelah Perang Enam Hari pada 1967.
Sheikh Yassin mendirikan Hamas sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Gaza pada Desember 1987, setelah pecahnya intifada pertama yang merupakan sebuah perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Hamas pada saat itu dibenuk untuk merespons ancaman dari kelompok Palestina Islamic Jihad (PIJ), yang keras berkomitmen melawan Israel dan berpotensi menggeser dukungan Palestina dari Ikhwanul Muslimin (The Muslim Brotherhood).
Mereka memiliki dua sayap utama, yakni sayap pelayanan sosial yang disebut Dakwah dan sayap militer yang dikenal sebagai Brigade Izz ad-Din al-Qassam.