News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

3.000 Tentara Bayaran Eks-Wagner Gabung ke Unit Pasukan Khusus Akhmat Chechnya

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok pasukan khusus Chechnya, Unit Akhmat melancarkan serangan di dekat kota Mariinka, di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

3.000 Tentara Bayaran Eks-Wagner Grup Gabung ke Unit Pasukan Khusus Akhmat Chechnya

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengumumkan, sebanyak 3.000 mantan tentara bayaran private military company (PMC) Wagner akan bergabung dengan unit pasukan khusus Akhmat dari Republik Chechnya.

Kadyrov menambahkan, seorang komandan Wagner terkenal dengan nama panggilan Ratibor juga akan bergabung ke pasukan Akhmat.

Baca juga: Dahsyatnya Tentara Wagner, Bisa Beli Satelit China Buat Tempur Lawan Ukraina dan Melawan Moskow

Melalui unggahan di Telegram, Kadyrov mengatakan kalau Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya sudah menetapkan berapa jumlah personel yang diperlukan untuk mengakomodasi pendatang baru di Pasukan Akhmat.

Dia juga menjelaskan kalau pengaturan persyaratan dan formalitas lainnya “akan diselesaikan dalam waktu dekat,” dan pengumuman lebih lanjut akan segera disampaikan.

Kadyrov memuji para mantan petempur Wagenr sebagai “pejuang yang berpengalaman dan sangat efektif,”.

Dia menilai penggabungan mereka ke dalam pasukan Akhmat sebagai “langkah penting yang strategis menuju peningkatan kemampuan pertahanan negara.”

“Kita dipersatukan oleh satu tujuan – untuk membela tanah air dan kepentingannya. Saya yakin bahwa keputusan ini akan segera berdampak besar pada kemajuan operasi militer khusus,” kata Kadyrov.

Baca juga: Putra Prigozhin Ambil Alih Unit Elite Wagner Kembali ke Ukraina: Target Pertama, Kuasai Avdiivka

Pasukan Chechnya terlihat di Grozny pada awal invasi (Yelena Afonina/TASS)

Dari Wagner Hingga Akhmat

Pasukan Chechnya, termasuk unit elite Akhmat, merupakan bagian dari ketentaraan Garda Nasional Rusia.

Dalam beberapa kesematan, pasukan Akhmat dilibatkan dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina, termasuk mengamankan sejumlah wilayah yang berhasil diduduki.

Adapun unit Wagner Grup, juga sempat menjadi bagian dari ketentaraan Rusia meski berada di luar komando militer.

Baca juga: Rusia Tugaskan Pejuang Elite Chechnya Jaga Kota Nuklir yang Direbut dari Ukraina

Pada bulan Februari lalu, komandan Akhmat, Apty Alaudinov, menyampaikan kepada media Rusia bahwa ada tiga unit terpisah yang terdiri dari mantan pejuang PMC Wagner di detasemennya.

Sebagai bagian dari Garda Nasional Rusia, Pasukan Khusus Akhmat adalah kekuatan militer internal yang melapor langsung kepada presiden dan ketua Dewan Keamanan Nasional.

Tahun lalu, Kadyrov mengumumkan niatnya untuk mendirikan perusahaan militer swasta, yang akan dianggap sebagai pesaing kelompok militer "Wagner", setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir.

“Tidak ada keraguan bahwa formasi profesional semacam ini penting dan perlu, jadi saya serius berencana untuk bersaing dengan saudara kita tercinta Yevgeny Prigozhin [pendiri Wagner] dan mendirikan perusahaan militer swasta,” Kadyrov merilis di saluran Telegram-nya.

Dia menambahkan, keberadaan Wagner menggambarkan "perlunya perusahaan militer swasta, dan jenis formasi profesional seperti ini tidak diragukan lagi penting dan perlu."

Sang presiden juga menyatakan kepuasannya atas keberhasilan Grup Wagner dalam operasi militer khusus.

Cuplikan video Telegram Concord Press Service, menampilkan pemimpin Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin bersama pasukannya, mengancam akan mundur dari Bakhmut, Ukraina pada 10 Mei 2023, karena tidak mendapatkan pasokan amunisi dari Kementerian Pertahanan Rusia. (Telegram/Concord Press Service)

Tewas Dua Bulan Seusai Berontak

Diketahui, pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin kehilangan nyawanya bersama sembilan orang lainnya dalam kecelakaan pesawat pada 23 Agustus saat melakukan perjalanan dari Moskow ke Saint Petersburg.

Hanya dua bulan sebelum kematiannya, Prigozhin secara terbuka menentang kepemimpinan militer Rusia dengan memulai pemberontakan singkat dengan kontraktornya, sebuah tindakan yang berpotensi menimbulkan risiko konflik sipil.

Aksi Prigozhin ini dinilai sebagai pembangkangan terang-terangan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam statusnya sebagai pemimpin tertinggi tentara nasional Rusia.

Para pengamat mencatat bahwa pemberontakan ini merupakan salah satu tantangan paling signifikan bagi kepemimpinan Rusia saat ini.

(oln/rt/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini