TRIBUNNEWS.COM - Menurut para ahli, Iran dapat menggunakan beberapa cara untuk menghajar balik Israel yang telah menyerang kantor konsulat Iran di Damaskus, Syiria, menggunakan jet tempur F-35 dan menewaskan pemimpin Garda Revolusi, Mohammad Reza Zahedi, serta 7 anggota Garda Revolusi Iran (IRGC).
Pilihan pertama, menembakkan rudal balistik dan drone bunuh diri langsung dari Suriah. Di Suriah, Pasukan Quds Iran mengoperasikan Divisi Imam Hussein.
Menurut Jerusalem Post, divisi ini terdiri dari ribuan pejuang Syiah di bawah komando Iran. Ini juga mencakup batalion bergerak yang membawa rudal permukaan-ke-udara dan unit untuk mengoperasikan drone.
Pilihan lainnya, Iran dapat meluncurkan rudal dan UAV ke Israel dari wilayah Lebanon, Yaman, Irak, bahkan melalui laut.
Pilihan berikutnya, Iran bisa mengirim pejuangnya dengan menggunakan visa mereka untuk menyerang sasaran kepentingan Israel di seluruh dunia – termasuk kedutaan sambil menandai tokoh dan pasukan keamanan Israel.
Serangan Iran terhadap wilayah Israel bisa menyasar terhadap pangkalan IDF, pusat pemukiman warga Israel, atau instalasi strategis dan infrastruktur nasional Israel.
Di sisi lain, Israel akan dihadapkan pada sejumlah dilema terkait konfliknya dengan Iran.
Misalnya, apakah IDF harus menanggapi serangan yang tidak biasa yang menimbulkan korban jiwa atau kerusakan infrastruktur nasional dan militer terhadap Iran atau terhadap negara asal seperti Suriah, Yaman, dan Lebanon?
Apakah mereka akan kesal jika tidak ada korban jiwa melainkan hanya kerusakan?
Saat ini IDF tidak mengambil risiko yang tidak perlu dan memutuskan untuk memperkuat seluruh formasi di bidang deteksi, pengendalian, dan pertahanan udara dari darat, udara, dan laut.
Baca juga: Perang Sudah Dimulai, Iran Terbangkan Ratusan Drone Bunuh Diri Hajar Wilayah Israel
Pasukan cadangan akan memperkuat berbagai formasi secara bergantian sepanjang waktu.
Para pejabat Israel menekankan bahwa Kepala Staf Gabungan menyampaikan kepada Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebuah laporan tentang tingkat kesiapan pasukan di udara, di laut, dan di darat untuk berbagai skenario ancaman dan mengklarifikasi bahwa pada tahap ini, diputuskan untuk pertahankan rutinitas di depan rumah tanpa instruksi khusus.
Iran Sudah Luncurkan Drone Bunuh Diri ke Israel Tadi Malam
Iran sudah mengirimkan ratusan drone bunuh diri langsung dari wilayah Iran ke Israel malam ini atau Minggu dinihari WIB, 14 April 2024.
Serangan drone bunuh diri Iran ke wilayah Israel ini sebagai aksi balas dendam atas penyerangan jet tempur F-35 Israel melancarkan serangan udara ke Konsulat Iran di Damaskus dan menewaskan pemimpin Garda Revolusi Iran, Mohammad Reza Zahedi, serta 7 anggotanya.
Militer Israel menyatakan drone membutuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai Israel. Mereka terus melacak ancaman di wilayah udara Israel, seperti informasi yang dikutip dari CNN Internasional.
Sementara itu Jerusalem Post menginformasikan, ratusan drone yang diluncurkan Iran tersebut diterbangkan langsung oleh dari wilayahnya untuk menyerang Israel pada Sabtu malam, tidak melalui negara ketiga.
Menurut Jerusalem Post mengutip pernyataan IDF, ini merupakan sebuah perubahan radikal militer Iran dari penggunaan proxy yang biasa mereka lakukan selama ini.
Drone dan rudal untuk menyerang Israel juga dilaporkan diluncurkan dari Yaman dan negara-negara lain di kawasan tersebut.
Iran juga telah mengkonfirmasi bahwa Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah memulai serangan rudal dan drone terhadap Israel.
IDF mengatakan bahwa mereka siap untuk menembak jatuh mereka, meskipun pertahanan udaranya tidak kuat. Pesawat Israel dilaporkan sudah mulai menembak jatuh proyektil pada pukul 12:00 waktu setempat.
Sebelumnya, Angkatan Laut Iran telah menyita kapal tanker berbendera Portugis di Selat Hormuz yang terafiliasi dengan Israel di tengah meningkatnya ketegangan Iran dan Israel.