Lebih jauh lagi, menurut laporan tersebut, Hizbullah telah meluncurkan setidaknya 700 rudal anti-lapis baja, beberapa di antaranya canggih, yang tidak hanya menghantam pemukiman dan posisi garis depan pasukan pendudukan Israel di sepanjang garis penarikan, atau dikenal sebagai Garis Biru, tetapi juga di pangkalan strategis seperti unit pengatur lalu lintas udara di "Meron".
Lima Fakta Brigade Golani
Dikenal dari baret coklat dan tanda unit persegi panjang mereka, Brigade Golani merupakan satuan militer tertua di Israel.
Dibentuk pada 22 Februari 1948. Brigade Golani telah diterjukan ke berbagai operasi militer negera Yahudi tersebut, mulai Perang Kemerdekaan, Perang Yom Kippur, Operasi Entebbe, dan Perang Lebanon Kedua.
Pada Minggu (24/3/2024), kelompok perjuangan muslim Syiah dari Lebanon, Hizbullah, melepaskan puluhan roket Katyusha.
Sasarannya selain pangkalan rudal dan artileri di Yoav, adalah barak Keila, lokasi pelatihan pasukan Brigade Golani.
“Pejuang Perlawanan Islam, pada pukul 11:10 pada hari Minggu, 24-03-2024, menargetkan lokasi Jal Al-Alam dengan peluru artileri, dan langsung mengenainya," ujar laporan tersebut, dikutip dari Palestine Chronicle.
Hizbullah juga menargetkan peralatan mata-mata di lokasi Al-Rahib dengan senjata yang sesuai, dan menyerang secara langsung.
Sejauh ini tidak disebutkan, kerugian maupun korban jiwa dari pasukan Brigade Golani.
Berikut ini sejumlah fakta seputar pasukan Brigade Golani Israel Defence Force atau IDF.
1. Satuan pertama dalam sejarah militer Israel
Brigade Golani didirikan pada bulan Februari 1948, beberapa bulan setelah pecahnya Perang Kemerdekaan Israel.
2. Diambil dari Dataran Tinggi Golan
Nama brigade ini berasal dari Dataran Tinggi Golan, yang dapat dilihat oleh para pendiri brigade dari jarak jauh dari moshavim dan kibbutzim mereka di utara negara tersebut. Dalam beberapa bulan pertama, brigade ini beroperasi secara sporadis – tentara akan meninggalkan pekerjaan di pertanian untuk menjalankan misi tertentu yang ditugaskan pada brigade tersebut dan kemudian kembali ke rutinitas sehari-hari sebagai petani.
3. Misi pertama