TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memimpin serangan diplomatik terhadap Iran sebagai respons penembakan lebih dari 300 drone dan rudal yang diarahkan ke negara zionis tersebut.
Dalam postingannya di akun media sosial X, ia mengatakan telah mengirim surat ke-32 negara dan berbicara kepada puluhan menteri luar negeri serta tokoh terkemuka di seluruh dunia.
Surat itu berisi seruan dan ajakan agar memberi sanksi terhadap Iran, dengan menetapkan militernya, yakni Korps Garda Revolusi Iran (RGC) sebagai organisasi teroris.
Penetapan status teroris terhadap IRGC dinilai membantu mengekang dan melemahkan militer Negeri Para Mullah tersebut.
"Iran harus dihentikan sekarang – sebelum terlambat," demikian kicauan Israel Katz.
Baca juga: Menlu Inggris David Cameron Ungkap Israel Sudah Putuskan akan Balas Serangan Iran
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Prancis Le Monde, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan langkah seperti itu tidak mungkin dilakukan secara hukum saat ini.
Menurut dia, meskipun sudah ada beberapa diskusi tentang memasukkan Garda Revolusi ke dalam daftar organisasi teroris, hal ini bukanlah skenario yang realistis.
Dia menjelaskan bahwa, untuk pencatatan seperti itu, otoritas peradilan di negara anggota harus mempertimbangkan bahwa organisasi tersebut telah melakukan tindakan teroris, sesuatu yang tampaknya tidak memiliki dasar yang kuat saat ini.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Israel untuk tidak membalas Iran secara militer.
Dalam sebuah wawancara dengan BFMTV dan radio RMC, presiden mengatakan fokusnya seharusnya pada isolasi lebih lanjut terhadap Teheran dan lebih banyak sanksi terhadap Republik Islam.
Teheran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional selama beberapa dekade karena program pengayaan rudal dan nuklirnya, dan Barat mencurigai bahwa program tersebut ditujukan untuk memproduksi senjata nuklir.
Sejumlah laporan media menuduh bahwa pemerintah AS juga telah menyarankan Israel agar tidak membalas dengan kekerasan.
Rusia telah menyatakan keprihatinan mendalam menyusul eskalasi terbaru antara Israel dan Iran.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan pada hari Senin, peningkatan ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut tidak menguntungkan kepentingan siapa pun.
Moskow juga mengkritik Dewan Keamanan PBB karena gagal mengecam serangan udara Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Suriah awal bulan ini.