News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Rudal Taer Iran Disebut Ambil Bagian saat Pejuang Houthi Jatuhkan Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Yaman berdiri di balik puing Drone MQ-9 Angkatan Udara AS. Total MQ-9 yang ditembak turun menjadi tiga. Masing-masing UAV ini berharga lebih dari 30 juta dolar.

TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Sistem pertahanan udara buatan Iran diduga ambil bagian dalam insiden rontoknya Drone UCAV MQ-9 Reaper Amerika Serikat yang dipersenjatai rudal AGM-179 JAGM.

Drone itu tampaknya ditembak jatuh dengan kemungkinan rudal permukaan-ke-udara (SAM) buatan Iran 'Taer-1' / 'Barq-1/2'.

Pejuang Houthi Yaman pada hari Sabtu (27/4/2024) mengklaim menembak jatuh drone MQ-9 Reaper milik militer AS lainnya.

Baru-baru ini mereka juga merilis video yang terkait dengan bagian-bagian pesawat tak berawak tersebut.

Kelompok Houthi mengatakan mereka menembak jatuh Predator dengan rudal darat ke udara, bagian dari serangkaian serangan baru minggu ini yang dilakukan.

Para pejabat di Pentagon, Komando Pusat AS dan Angkatan Udara AS tidak segera membalas permintaan komentar pada hari Sabtu atas rekaman Houthi.

Namun, CBS News pada hari Jumat waktu Amerika, mengutip seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya yang mengakui bahwa sebuah pesawat tak berawak telah jatuh di Yaman.

Kelompok Houthi menggambarkan penembakan itu terjadi pada hari Kamis di markas mereka di provinsi Saada di negara itu.

Rekaman yang dirilis oleh kelompok Houthi termasuk apa yang mereka gambarkan sebagai peluncuran rudal yang menargetkan pesawat tak berawak, dengan seorang pria di luar kamera mengucapkan slogan Houthi setelah pesawat tersebut diserang.

Rekaman tersebut mencakup beberapa gambar close-up pada bagian-bagian drone yang menyertakan logo General Atomics, yang memproduksi drone, dan nomor seri yang sesuai dengan bagian-bagian yang diketahui dibuat oleh perusahaan tersebut.

Sejak Houthi merebut bagian utara negara itu dan ibu kotanya, Sanaa, pada tahun 2014, militer AS telah kehilangan setidaknya lima drone, termasuk penembakan pada hari Kamis – pada tahun 2017, 2019, 2023, dan tahun ini.

Reaper, yang masing-masing berharga sekitar 30 juta dolar, dapat terbang pada ketinggian hingga 50.000 kaki dan memiliki daya tahan hingga 24 jam sebelum harus mendarat.

Penembakan drone terjadi ketika Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, menuntut Israel mengakhiri perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina di sana.

Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap pelayaran, menyita satu kapal dan menenggelamkan kapal lainnya sejak November, jika merujuk pada data Administrasi Maritim AS.

Serangan Houthi telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir karena mereka menjadi sasaran kampanye serangan udara pimpinan AS di Yaman.

Para pejabat Amerika berspekulasi bahwa Houthi mungkin kehabisan senjata sebagai akibat dari kampanye pimpinan Amerika melawan mereka dan setelah terus menerus menembakkan drone dan rudal dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, asumsi ini kembali terbukti salah setelah Houthi merontokkan drone kebanggaan AS tersebut.

Serang kapal AS dan Israel

Rabu lalu, Kelompok Houthi di Yaman kembali menyerang kapal Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Ini adalah serangan pertama Houthi di lautan dalam dua minggu terakhir.

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, dalam pesan video menyebut pihaknya telah menyerang kapal kargo Maersk Yorktown di Teluk Aden. Serangan itu juga dikonfirmasi oleh militer AS.

Dalam serangan tersebut, Houthi menggunakan rudal balistik antikapal yang ditembakkan dari wilayahnya.

Kapal itu dilaporkan berbendera AS dan dioperasikan oleh 22 awak. Sebanyak 18 di antaranya adalah warga AS. Sisanya warga Yunani.

“Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan oleh AS, koalisi, atau kapal dagang,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Yunani pada hari Kamis menyebut salah satu kapal militernya dikerahkan untuk melawan Houthi.

Kapal itu bergabung dalam misi angkatan laut Uni Eropa dan mencegat dua pesawat nirawak yang diluncurkan ke arah kapal dagang.

Operasi Perdagangan Laut Inggris (UKMTO) sebelumnya mengonfirmasi adanya serangan di titik yang berjarak 133 km dari selatan Pelabuhan Djibouti di Teluk Aden.

Saree menyebut, Houthi menargetkan satu kapal Israel bernama MSC Veracruz di Samudra Hindia dan melepaskan tembakan ke arah kapal perang AS.

Di sisi lain, militer AS mengeklaim, pihaknya telah berhasil menghancurkan empat pesawat nirawak Houthi dalam waktu 2 jam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini