TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel mulai melancarkan serangan udara dengan menembakkan sejumlah rudal ke Kota Rafah, Gaza pada Senin (6/5/2024).
Militer Israel mengatakan 10 proyektil telah diluncurkan dari Rafah di Gaza selatan menuju area menuju Kerem Shalom yang merupakan tempat keluar masuknya truk bantuan kemanusiaan.
"10 proyektil diluncurkan dari Rafah di Gaza selatan menuju area penyeberangan yang saat Ini ditutup," ungkap militer Israel, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sebelum serangan dimulai sejumlah tank milik militer Israel tampak melaju di wilayah perbatasan Rafah dan Gaza.
Tak lama dari itu Israel mulai membombardir kota Rafah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant berdalih serangan dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan lintas batas yang dilakukan Hamas beberapa waktu lalu hingga menewaskan tiga tentara Israel.
Israel Pindahkan 1,2 Juta Warga Rafah ke Garis Pantai Gaza
Serangan bertubi-tubi ini ditembakan militer Israel pasca Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu mengusir paksa 1,2 juta warga Palestina.
Netanyahu telah menginstruksikan warga Palestina untuk meninggalkan sebagian kota di Gaza selatan.
Orang-orang diperintahkan untuk pindah ke Muwasi, wilayah kemanusiaan yang dinyatakan Israel di dekat pantai.
Untuk mempercepat proses evakuasi, tentara Israel mengatakan pihaknya telah memperluas bantuan ke wilayah tersebut, termasuk rumah sakit lapangan, tenda, makanan dan air.
Baca juga: Siapkan Kejutan Besar, Hamas: Operasi Israel Apa Pun di Rafah Tidak Akan Jadi Piknik Buat IDF
Tentara Israel juga menambahkan bahwa operasinya untuk mulai mengevakuasi penduduk Rafah timur bersifat sementara dan terbatas.
Israel berdalih evakuasi jutaan warga Rafah dilakukan untuk mengurangi korban jiwa akibat invasi.
Namun Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai penyerangan di Kota Rafah Gaza selatan hanya akan memicu dampak lebih buruk.
Pasalnya, terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang mengungsi di Rafah untuk mencari perlindungan dari perang Israel-Hamas.
Militer Mesir Siap Siaga
Pasca Israel mulai melakukan pengusiran paksa terhadap jutaan warga Rafah, sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Israel termasuk Mesir mulai siap siaga.