News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Brigade Al-Qassam dan Al-Quds Satukan Serangan, Brigade Nahal Israel Ditarik Mundur dari Zaytoun

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyiapan amunisi mortir untuk diluncurkan ke lokasi pasukan pendudukan Israel (IDF). Dalam beberapa hari belakangan, pada pekan kedua Mei 2024, perlawanan milisi Palestina berlangsung sengit ke invasi militer IDF di sejumlah front di Gaza. Al-Zaytoun dan Jabalia, Gaza Utara menjadi dua lokasi pertempuran sengit tersebut.

Brigade Al-Qassam dan Al-Quds Bersatu, Brigade Nahal Israel Ditarik Mundur dari Al-Zaytoun

TRIBUNNEWS.COM - Lingkungan Al-Zaytoun, Gaza Utara dilaporkan menjadi arena perang paling sengit yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Jalur Gaza antara pasukan Israel (IDF) dan milisi perlawanan Palestina, termasuk Brigade Al Qassam (sayap militer Hamas) dan Brigade Al-Quds (sayap militer PIJ).

Sengitnya perlawanan dari para milisi Palestina, rupanya di luar perhitungan pasukan IDF yang tadinya merencanakan hanya enam hari operasi.

Belakangan, IDF menyatakan perluasan dan perpanjangan operasi militer di Gaza Utara, termasuk di Zaytoun dan Kamp Jabalia.

Baca juga: IDF Tembus Jantung Jabalia, Perwira Senior Ungkap Strategi Asal-asalan Israel, Qassam Memanen Korban

Baca juga: Israel Salah Langkah di Jabalia, Al Qassam Robohkan 30 IDF Sekali Tepuk, Jenderal Ambruk di Zaytoun

Al Qassam dan Al Quds Bersatu, Brigade Nahal Israel Ditarik Mundur

Dalam perlawanannya, faksi-faksi milisi perlawanan Palestina di Gaza rupanya menyatukan kekuatan mereka.

Untuk front di Al Zaytoun, Brigade Al-Qassam mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau mereka, bersama dengan Brigade Al-Quds, berkolaborasi menghadapi invasi pasukan IDF.

Brigade Al Qassam bersama Brigade Al Quds menargetkan tank Zionis "Merkava" dengan dua peluru anti-lapis baja di dekat persimpangan "Shafut" di lingkungan Al-Zaytoun," kata pernyataan Al Qassam.

Besarnya perlawanan di Zaytoun, memaksa IDF menarik pasukannya demi reorganisasi untuk melakukan operasi yang jauh lebih besar dari yang disiapkan sebelumnya.

IDF mengkonfirmasi kalau pasukan Brigade Nahal ditarik dari lingkungan Zaytoun di Kota Gaza setelah enam hari, untuk mempersiapkan “operasi ofensif tambahan.”

Diksi 'operasi tambahan' ini juga menunjukkan kalau IDF tadinya mengira kalau operasi berlangsung secara cepat dalam beberapa hari.

Kenyataannya, salah perhitungan membuat IDF menelan kerugian dalam jumlah besar dalam operasi di sana.

Untuk menggantikan Brigade Nahal yang ditarik mundur tersebut, pasukan cadangan Brigade Carmeli IDF diperintahkan untuk terus beroperasi di Zaytoun.

Langkah IDF ini, bertentangan dengan laporan media Israel yang mengklaim kalau operasi enam hari di sana telah berakhir.

Baca juga: Close Range Combat, 3 Front Menyala di Gaza, Al Qassam: 6 Brigade Koalisi Faksi Terjun di Jabalia

Pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyiapan amunisi mortir untuk diluncurkan ke lokasi pasukan pendudukan Israel (IDF). Dalam beberapa hari belakangan, pada pekan kedua Mei 2024, perlawanan milisi Palestina berlangsung sengit ke invasi militer IDF di sejumlah front di Gaza. Al-Zaytoun dan Jabalia, Gaza Utara menjadi dua lokasi pertempuran sengit tersebut.

Front Jabalia Membara, Puluhan IDF Rontok

Selain di Zaytoun, pertempuran di Kamp Jabalia juga berlangsung sengit.

Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan terbunuhnya lebih dari 12 tentara Israel di kamp Jabalia, Jalur Gaza utara.

Kabar itu diumumkan oleh Brigade Al-Qassam setelah melawan tentara Israel dalam operasi kompleks di wilayah tersebut pada hari ini, Rabu (15/5/2024).

“Dalam operasi kompleks di area Blok 4 kamp Jabalia di Jalur Gaza utara, Mujahidin Brigade Al-Qassam menargetkan buldoser militer D9 dengan Rudal Al-Yassin 105,” kata Brigade Al-Qassam dalam pernyataannya.

“Kemudian para mujahidin menargetkan pasukan Zionis yang membarikade diri di dalam sebuah rumah di Jabalia," lanjutnya.

Sebuah perangkat peledak Shawaz diledakkan di dalam tank Merkava yang digunakan tentara Israel.

Setelah pertempuran itu, Brigade Al-Qassam mengatakan tentara Israel menarik pasukannya dari wilayah tersebut.

Tentara Israel mengerahkan pesawat tempurnya untuk mengebom wilayah itu setelah menarik pasukannya yang tewas dan terluka.

“Setelah mencoba menarik peralatan pasukannya yang tergeletak di tanah, Angkatan Udara Zionis dengan biadab mengebom tempat itu dan Mujahidin kami mengonfirmasi bahwa setidaknya 12 tentara tewas dalam operasi tersebut," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Brigade Al-Qassam mengatakan pejuangnya telah menjatuhkan rudal anti-personil dari drone ke sekelompok tentara Israel di timur kamp Jabalia.

Pada hari ini, pejuang Brigade Al-Qassam juga menembak seorang tentara Israel di dekat Masjid Al-Tabaeen, sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan.

Selain menarik pasukan dari Jabalia, tentara Israel juga menarik pasukannya dari Al-Zaytoun di selatan Kota Gaza.

Tentara Israel menghancurkan klinik Al-Zaytoun dan 4 sekolah selama agresi terhadap lingkungan Al-Zaytoun, yang berlangsung selama enam hari.

Baca juga: Pasukan Israel Mulai Frustrasi, Menyesal Kembali ke Gaza Utara, Pejuang Hamas Dibongkar, Tumbuh Lagi

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 35.173 jiwa dan 78.827 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (15/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(oln/toi/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini