Dikatakan bahwa dua pejabat senior Hamas, Yassin Rabia dan Khaled Nagar, tewas dalam serangan itu.
Namun, Israel juga mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan kebakaran yang terjadi, beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka.
Pada Senin sore, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui dalam pidatonya di Knesset bahwa warga sipil telah tewas.
PBB Sebut 200 Orang Tewas
Diberitakan Anadolu Agency, PBB menekankan gambaran suram setelah serangan udara Israel di sebuah kamp di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Pada Selasa (28/5/2024), PBB menyebut sebanyak 200 orang tewas.
“Menurut beberapa sumber medis internasional, tim kami berbicara dengan sedikitnya 200 orang tewas dalam serangan itu, di antaranya perempuan dan anak-anak,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA).
Ia menekankan bahwa akibat dari serangan itu sangat besar.
"Hal itu menambah ketakutan umum akan kematian," ungkapnya.
Mengingat lebih dari satu juta orang telah meninggalkan Rafah sejak 6 Mei 2024, Touma menyatakan pengungsian masih berlangsung.
Dia mengindikasikan bahwa orang-orang ini telah mengungsi beberapa kali sebelumnya dan pemboman besar-besaran di daerah tersebut terus berlanjut.
Palang Merah mengatakan, rumah sakit lapangannya di Rafah telah menerima banyak korban.
Rumah sakit lain di wilayah tersebut juga menerima banyak pasien.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan awak ambulans kewalahan menghadapi keadaan darurat tersebut.
Selama perang, lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza mencari perlindungan di Rafah.