News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sosok Rik Peeperkorn, Dokter di Balik Slogan 'All Eyes on Rafah' yang Digaungkan di Media Sosial

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster All Eyes on Rafah.

TRIBUNNEWS.COM – Slogan “All Eyes on Rafah” atau ‘Semua Mata Tertuju kepada Rafah’ menyebar luas di berbagai platform media sosial belakangan ini.

 “All Eyes on Rafah” adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Rafah, Jalur Gaza, yang kini diserang oleh Israel.

Slogan tersebut digaungkan oleh para aktivis dan kelompok hak asasi manusia (HAM).

Forbes melaporkan bahwa slogan itu berasal dari komentar yang dilontarkan oleh Rik Peeperkorn yang menjabat sebagai Direktur Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wilayah Palestina yang Diduduki.

Pada bulan Februari lalu dia berkata “All eyes are on Rafah” beberapa hari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pembuatan rencana evakuasi untuk pengungsi di Rafah.

Perkataan itu adalah permintaan kepada orang-orang agar selalu melihat apa yang terjadi di Rafah.

Rafah ditinggali sekitar 1,4 juta warga Palestina sebelum digempur oleh militer Israel dengan dalih mencari Hamas.

Rik Peeperkorn, Direktur Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wilayah Palestina yang Diduduki.

Berbagai organisasi seperti Save the Children, Oxfam, Americans for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign kemudian menyebarkan slogan itu.

Slogan itu turut digunakan saat aksi unjuk rasa di Paris, London, Belanda, Kota New York, Los Angeles, dan lainnya.

Beberapa selebritis India, misalnya Varun Dhawan, Aly Goni, hingga Tripti Dimiri mengunggah poster “All Eyes on Rafah” di Instagram stories masing-masing pada hari Selasa pekan ini.

Para tokoh masyarakat lainnya, termasuk Travis Head, Leigh-Anne Pinnock, Bella Hadid, hingga Susan Sarandon turut menggaungkannya.

Baca juga: All Eyes on Rafah Menggema di Seluruh Platform Dunia Maya, Ini Asal Usulnya

Pada hari Selasa terdapat 195.000 unggahan bertagar “AllEyesOnRafah” di Tiktok.

Slogan itu juga menjadi topik populer di Instagram dan sudah ada 100.000 unggahan seperti itu yang dibuat.

Profil Rik Peeperkorn

Dr. Rik Peeperkorn dikenal sebagai pakar kesehatan yang menjabat sebagai Perwakilan WHO di kantor WHO untuk Tepi Barat dan Gaza sejak tahun 2021.

Dikutip dari laman WHO, Peeperkorn punya pengalaman panjang selama 30 tahun dalam bidang kesehatan masyarakat di Afrika, Asia, dan Eropa.

Pada tahun 2013 hingga 2021 pria berkebangsaan Belanda itu menjadi Perwakilan WHO untuk Afganistan.

Sebelum bergabung dengan WHO, Peeperkorn menjadi pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Belanda.

Dia mengurusi program kesehatan dan penanganan HIV-AIDS di Tanzania dari tahun 2005 hingga 2013.

Adapun pada tahun 1996 hingga 2022 dia menjadi pakar kesehatan dan HIV-AIDS untuk Kemenlu Belanda di Zambia dan Malawi.

Sebelum itu, yakni dari tahun 1986 hingga 1996, Peeperkorn memegang sejumlah jabatan di PBB dan pemerintahan serta dokter di Rumah Sakit Universitas di Belanda.

Dia punya ketertarikan pada bidang sistem kesehatan dan bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Tank Israel Bombardir Kamp Pengungsian, 1 Juta Warga Palestina Kelimpungan Tinggalkan Rafah

Peeperkorn menjadi sutradara film dokumenter berjudul Health Reforms at Work: Experiences with the Sector-Wide Approach in Zambia dan terbit tahun 2004.

Peeprkorn mendapatkan gelar magister dari Universitas Amsterdam (1986) dan magister lainnya dari Universitas John Hopkins.

Israel terus serang Gaza

Tank-tank Israel sudah mencapai pusat kota Rafah pada Selasa pekan ini.

Saksi mata melaporkan IDF mengambil alih bundaran Al-Awda di Rafah.

Serangan Israel di Rafah meningkat. Sebagai contoh, Israel melancarkan serangan udara ke pemukiman Tel Al-Sultan pada hari yang sama dan menewaskan setidaknya 16 warga Palestina.

Adapun pada Minggu (26/5/2024), Israel menyerang tenda-tenda warga Palestina dan menewaskan puluhan warga Palestina.

"Kami mengeluarkan [dari puing-puing] anak-anak yang tubuhnya terpisah-pisah. Kami mengeluarkan kalangan muda dan lansia," kata Mohammed Abuassa, warga Gaza menjadi saksi serangan Israel, dikutip dari Reuters.

Para pemimpin dunia mengecam serangan itu dan meminta Israel menghentikan operasinya di Rafah.

"Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada area aman di Rafah untuk warga sipil Palestina. Saya meminta adanya penghormatan penuh kepada hukum internasonal dan gencatan senjata dengan segera," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di media sosial X.

Adapun seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional (AS) berujar bahwa Israel punya "hak untuk mencari Hamas".

Baca juga: Hizbullah: Israel Pengecut, Pembantaian di Rafah Hanya Mempercepat Kehancuran Zionis

Meski demikian, dia juga mengungkapkan keprihatinannya atas besarnya jumlah warga sipil yang tewas.

"Israel harus mengambil langkah pencegahan yang memungkinkan untuk melindungi warga sipil," kata juru bicara itu, dikutip dari Time.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut peristiwa serangan di Rafah tersebut sebagai "kesalahan tragis".

"Kita menyelidiki peristiwa itu dan akan mendapatkan kesimpulan karena ini adalah kebijakan kita," kata Netanyahu saat berpidato di depan parlemen Israel pada Senin (27/5/2024).

Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan kompleks Hamas di Rafah dan menewaskan dua anggota senior Hamas.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini