News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Setuju Hentikan Pertempuran di Gaza, Israel: Gencatan Senjata akan Terjadi dalam Kesepakatan

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul di dekat kamp darurat bagi pengungsi Palestina di daerah Tel al-Sultan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Mei 2024. Israel tidak akan menyetujui penghentian pertempuran di Gaza yang bukan merupakan bagian dari kesepakatan.

TRIBUNNEWS.COM - Israel tidak akan menyetujui penghentian pertempuran di Gaza yang bukan merupakan bagian dari kesepakatan.

Hal ini disampaikan seorang pejabat senior keamanan Israel pada Jumat (31/5/2024).

Adapun kesepakatan yang dimaksud Israel yakni yang mencakup pemulangan sandera.

Komentar pejabat Israel tersebut muncul setelah Hamas menyatakan siap mencapai kesepakatan termasuk pertukaran sandera bagi tahanan Palestina, selama Israel menghentikan pertempuran di Gaza.

“Tidak akan ada gencatan senjata, atau penghentian pertempuran apa pun di Gaza yang bukan merupakan bagian dari kesepakatan pembebasan sandera,” kata pejabat itu dalam komentar yang dikirim ke Reuters.

“Gencatan senjata apa pun hanya akan terjadi dalam kerangka kesepakatan," tegasnya.

Negosiator Israel Sebut Posisi Hamas 'Delusi'

Sementara itu, seorang anggota tim perundingan Israel mengatakan, permintaan Hamas agar Israel menghentikan perang di Gaza untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata adalah 'khayalan'.

“Itu tidak akan terjadi,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada Ynet, Jumat, dilansir Al Jazeera.

“Israel sedang berperang di Gaza, mereka akan terus berperang di Gaza dengan seluruh kekuatannya, dan jika mereka (Hamas) menginginkan gencatan senjata demi kepentingan penduduk Gaza, maka hal itu hanya bisa dilakukan melalui negosiasi pembebasan sandera," jelasnya.

Pada Kamis (30/5/2024), Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka siap untuk mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran komprehensif.

Baca juga: Penyebab Mundurnya Pasukan Israel dari Jabalia yang Beriring Kematian Dua Tentara IDF

Namun, mereka tidak dapat bernegosiasi saat Israel terus melanjutkan agresi, pengepungan, kelaparan, dan genosida terhadap rakyat Gaza.

Pembicaraan yang dimediasi antara Israel dan Hamas untuk menjalin gencatan senjata dan pertukaran tawanan telah terhenti selama berminggu-minggu, dan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan.

Pertempuran di Rafah

Diberitakan Arab News, tank-tank Israel bergemuruh di pusat Rafah pada hari Selasa, sebagai bagian dari serangkaian operasi penyelidikan di sekitar wilayah yang telah menjadi salah satu titik fokus utama perang di Gaza, yang kini memasuki bulan kedelapan.

Tentara mengatakan mereka menemukan roket jarak jauh serta persediaan granat berpeluncur roket, bahan peledak, dan amunisi ketika mereka melanjutkan “kegiatan operasional berbasis intelijen” di Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza dengan Mesir.

Pejuang Hamas menunjukkan kekuatan mereka yang berkelanjutan di Rafah pekan lalu, meluncurkan rudal ke pusat komersial Israel Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan pada hari Minggu.

Jihad Islam, sekutu militan Hamas yang lebih kecil, mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya menembakkan rentetan bom mortir ke arah kumpulan tentara dan kendaraan Israel yang menembus sekitar Gerbang Salah Al-Din di pinggiran selatan Rafah.

Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Rafah, satu-satunya kota besar di Gaza yang belum direbut oleh pasukan Israel, telah menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang terusir dari rumah mereka akibat pertempuran di daerah lain di wilayah pesisir kecil tersebut.

Sebagian besar warga kini telah meninggalkan rumah mereka setelah diberitahu untuk mengungsi menjelang operasi Israel.

Ratusan ribu orang kini tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan.

Sementara lainnya berada di zona evakuasi khusus di dekat Al-Mawasi, sebuah distrik berpasir yang dipenuhi pohon palem di pantai, serta wilayah di tengah Gaza.

Baca juga: Houthi Ungkap Kapal Mesir Masih Kirim Barang ke Israel, Curiga Negara Arab Lain Ikut-ikutan

Tentara Israel melancarkan serangan yang menargetkan kamp pengungsi Tal Al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza, Minggu (26/5/2024). (khaberni)

Israel telah memberi isyarat selama berminggu-minggu bahwa mereka bermaksud melancarkan serangan terhadap batalyon Hamas yang tersisa di Rafah, yang memicu kecaman dan peringatan internasional bahkan dari sekutu seperti Amerika Serikat, untuk tidak menyerang kota tersebut ketika kota itu masih penuh dengan pengungsi.

Risiko ini semakin terlihat pada hari Minggu ketika serangan udara Israel yang menargetkan dua komandan Hamas di luar kota.

Serangan Israel memicu kobaran api yang menewaskan 45 orang yang berlindung di tenda-tenda di sebelah kompleks yang terkena serangan jet tersebut.

Ketika perang terus berlanjut dan infrastruktur di Gaza hancur, malnutrisi telah menyebar ke 2,3 juta penduduknya, karena pengiriman bantuan melambat hingga sedikit.

PBB juga telah memperingatkan akan terjadinya bencana kelaparan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini