TRIBUNNEWS.com - Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dan kelompok sayap Gerakan Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds, sama-sama menargetkan tempat persembunyian pasukan Israel di Gaza.
Pada Jumat (7/6/2024), Al-Qassam dan Al-Quds merilis hasil operasi perlawanan terhadap pasukan Israel.
Dalam pernyataannya, Al-Qassam mengungkapkan para pejuangnya berhasil menargetkan sebuah rumah di sebelah timur kota Deir al-Balah, di Gaza tengah, yang dijadikan tempat bersembunyi pasukan Israel.
Al-Qassam menyebut dalam serangan itu, mereka menggunakan peluru TBG, yang kemudian mengakibatkan para pasukan Israel tewas dan terluka.
"Pejuang Al-Qassam berhasil menargetkan sebuah rumah di mana pasukan Zionis bersembunyi, menggunakan peluru TBG."
"Serangan itu menyebabkan mereka tewas dan terluka. Helikopter terlihat mendarat untuk mengevakuasi mereka di sebelah timur kota Deir al-Balah, di tengah Jalur Gaza," ungkap Al-Qassam lewat saluran Telegram, Jumat, dikutip dari Palestine Chronicle.
Di tempat berbeda, Al-Quds juga mengebom markas pasukan Israel di Re'im menggunakan roket.
Selain di Re'im, Al-Quds juga menargetkan pasukan ISrael yang berada di poros Netzarim di selatan Tal Al-Hawa sebelah barat Gaza.
"Kami mengebom markas besar Divisi Gaza pasukan Israel di lokasi Re'im menggunakan roket," kata Al-Quds.
"Kami mengebom tentara musuh Zionis di jalur pasokan di poros Netzarim di selatan Tal Al-Hawa sebelah barat Kota Gaza menggunakan mortir," imbuhnya.
Tak hanya pasukan Israel, kendaraan-kendaraan militer Zionis selama ini turut menjadi target utama Al-Qassam dan Al-Quds.
Baca juga: Operasi Rahasia Al-Qassam Menyusup Pagar Pembatas Israel, Serang Markas IDF, Satu Tentara Tewas
Di dekat kamp Yabna di Rafah, Al-Qassam meledakkan tank Zionis Merkava 4 menggunakan peluru Yassin.
"Brigade Al-Qassam menargetkan tank Zionis Merkava 4 dengan peluru Al-Yassin 105 di dekat persimpangan Awadallah di kamp Yabna di kota Rafah di Jalur selatan," jelas Al-Qassam.
Sementara, Al-Quds menargetkan kendaraan militer Israel yang menyusup ke perbatasan Palestina-Mesir di sebelah barat Rafah.
"Dalam operasi pertahanan artileri dan setelah pemantauan lapangan, kami menargetkan kendaraan yang menyusup ke perbatasan Palestina-Mesir di sebelah barat Rafah menggunakan rentetan mortir kaliber berat," beber Al-Quds.
PBB Masukkan Israel ke Daftar Hitam
Seiring serangan di Jalur Gaza yang terus berlanjut dan telah menewaska lebih dari 36 warga sipil, Israel resmi masuk daftar hitam PBB.
PBB diketahui telah menambahkan Israel ke daftar hitam negara-negara yang telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata.
Keputusan PBB ini telah dikonfirmasi oleh diplomat Israel.
Dalam unggahan media sosial pada Jumat, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan ia menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
"Ini sungguh keterlaluan dan salah," tulis Erdan di unggahan video yang memperlihatkan dirinya berbicara lewat telepon dan mengutuk keputusan PBB, dilansir AlJazeera.
Baca juga: Hakim Ad Hoc Israel di ICJ Mengundurkan Diri, Kirim Surat ke Netanyahu, Ucapkan Terima Kasih
"Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan, tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia."
"Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekretaris Jenderal yang memberi insentif dan mendorong terorisme dan dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel," lanjutnya.
Di hari yang sama, Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric, menanggapi pernyataan Erdan.
Dujarric mengatakan seorang pejabat PBB menyebut utusan Israel tersebut sebagai "penghargaan yang diberikan kepada negara-negara yang baru terdaftar dalam lampiran" laporan tahunan "Anak-anak dalam Konflik Bersenjata".
"Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut," ujar Dujarric kepada wartawan.
Ia menambahkan laporan tersebut akan disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni dan bakal diterbitkan secara resmi beberapa hari kemudian.
"Rekaman video panggilan telepon yang dilakukan Duta Besar Erdan, dan sebagian rekaman tersebut disebarkan di Twitter, sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima – dan sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat selama 24 tahun saya mengabdi pada organisasi ini," pungkas Dujarric.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)