Kematian mereka terkait dengan pemukulan yang mereka derita atau karena mereka tidak diberikan pengobatan, kata laporan itu.
Dalam banyak kasus, tahanan laki-laki dipaksa membuka pakaian dalam dan diborgol, terkadang ditutup matanya, dan dipukuli.
Juru bicara sistem penjara Israel mengatakan kepada media, termasuk New York Times, bahwa semua tahanan yang ditahan berada dalam tahanan secara sah dan hak asasi mereka telah ditegakkan.
Namun menurut berbagai laporan media, para tahanan Palestina mengatakan bahwa mereka tidak diberi perawatan medis saat ditahan.
“Saya masuk penjara dengan dua kaki, dan kembali dengan satu kaki,” kata Sufian Abu Salah, yang mengaku dipukuli oleh penjaga penjara, kepada Reuters.
“Saya mengalami peradangan di kaki saya, dan mereka (orang Israel) menolak membawa saya ke rumah sakit. Seminggu kemudian, peradangannya menyebar dan menjadi gangren.”
Tahanan lain mengklaim pelecehan itu terjadi tanpa alasan.
“Setelah tanggal 7 Oktober, terjadi penyiksaan total,” kata seorang tahanan yang tidak mau disebutkan namanya kepada kantor berita Inggris.
“Mereka memukuli kami tanpa alasan; mereka menggeledah kami tanpa alasan. Bahkan jika kamu memandang seseorang dengan cara yang salah.”
Namun lagi-lagi, petugas penjara tidak mengakui soal kesalahan apa pun yang dilakukan anggota militer Israel.
“Kami tidak begitu paham dengan klaim yang dijelaskan,” demikian pernyataan yang disampaikan kepada BBC.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)