News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Israel Ubah Masjid di Rafah Gaza Jadi Dapur dan Tempat Makan IDF, Dinding Dicorat-coret

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Israel telah mengubah sebuah masjid di Rafah di Jalur Gaza selatan menjadi tempat memasak, sebuah video menunjukkan pada hari Kamis, Anadolu Agency melaporkan.

Tentara Israel Ubah Masjid di Rafah Gaza Jadi Dapur dan Tempat Makan IDF, Dinding Dicorat-coret

TRIBUNNEWS.COM- Tentara Israel mengubah masjid di Rafah Gaza menjadi tempat memasak.

Tentara Israel telah mengubah sebuah masjid di Rafah di Jalur Gaza selatan menjadi tempat memasak, sebuah video menunjukkan pada hari Kamis, Anadolu Agency melaporkan.

Klip yang diedarkan oleh seorang tentara Israel di media sosial menunjukkan tempat ibadah umat Islam digunakan oleh tentara untuk menyajikan makanan.

Ini menampilkan meja-meja besar di dalam masjid tempat tentara Israel meletakkan berbagai jenis makanan.

Stiker yang ditempel pada kotak makanan karton yang digunakan oleh tentara juga ditampilkan dengan tanggal produksi yang menunjukkan 22 Mei, yang kemungkinan besar merupakan waktu pengambilan video.

Kendaraan militer Israel juga tampak ditempatkan di dalam perbatasan Rafah dekat masjid.

Baca juga: Indonesia akan Evakuasi 1.000 Warga Palestina Terluka, Sekolahkan 1000 Anak Palestina, Kata Prabowo

"Masjid di Rafah Crossing telah diubah menjadi markas dan pusat hiburan dan memasak oleh tentara Israel".

"Masjid ini terletak berjarak sekitar 280 meter dari wilayah teritorial Mesir".

"Video ini memperlihatkan tentara memasak makanan di dalam masjid. Mereka merusak dindingnya dengan tulisan dan merusak isinya"

"Masjid Rafah telah diubah menjadi markas Allahu dan masakan tentara pendudukan Israel, masjid ini berjarak sekitar 280 meter dari wilayah teritorial Mesir".

"Video ini menunjukkan tentara memasak makanan di dalam dirinya, merusak dindingnya dengan corat-coret tulisan, dan mengotak-atik barang koleksinya" tulis akun Instagram palestine.pixel.

Israel Hadapi Kecaman Global

Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 37.200 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 84.900 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum perang terjadi. menyerbu pada tanggal 6 Mei.

Israel Sebabkan 8.000 Anak Balita Alami Malnutrisi, 3.000 Anak Berisiko Segera Meninggal Kata WHO

Israel menyebabkan malnutrisi akut pada 8.000 anak balita, Kata WHO.

Hingga 3.000 anak-anak berisiko meninggal di depan mata keluarga merekaā€¯ karena mereka kehilangan akses terhadap makanan dan pengobatan di Gaza selatan saja.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada 13 Juni bahwa perang genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza telah mengakibatkan lebih dari 8.000 anak di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi parah.

Di antara 8.000 anak di bawah usia lima tahun yang teridentifikasi dan menerima pengobatan akibat malnutrisi akut, 1.600 di antaranya menderita malnutrisi akut yang parah, yang biasa disebut dengan wasting parah (severe wasting), yang merupakan bentuk malnutrisi paling fatal.

Pada konferensi pers yang diadakan di Jenewa pada tanggal 12 Juni, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Gaza menghadapi kondisi mendekati kelaparan akibat kehancuran yang disebabkan oleh perang Israel.

Ghebreyesus juga menjelaskan bahwa sudah ada 32 kematian yang disebabkan oleh kekurangan gizi, termasuk 28 diantaranya adalah anak-anak di bawah lima tahun.

UNICEF mengumumkan pada tanggal 11 Juni bahwa hingga 3.000 anak-anak berisiko meninggal di depan mata keluarga mereka karena mereka terus kehilangan akses terhadap makanan dan pengobatan di Gaza selatan.

Kondisi di Rafah, tempat lebih dari satu juta orang mengungsi dan mencari perlindungan sejak awal perang, telah memburuk secara signifikan sejak operasi Israel di kota paling selatan tersebut selama sebulan terakhir, yang memaksa para pengungsi untuk melarikan diri lagi dan mempersulit upaya bantuan dan bantuan. layanan kemanusiaan.

Awal bulan ini, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa mereka telah menghentikan operasi di semua tempat penampungan dan sebagian besar layanan bagi warga Palestina di Rafah karena meningkatnya serangan Israel.

(Sumber: Middle East Monitor, The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini