News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Stres Hadapi Perang, Tentara Israel Bunuh Diri Usai Pulang Bertugas Dari Gaza

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman seorang tentara Israel. Kasus depresi yang berujung pada aksi bunuh diri dilaporkan meningkat di kalangan tentara Israel sejak pecahnya perang Gaza.

TRIBUNNEWS.COM – Seorang tentara pasukan pertahanan Israel (IDF) yang disembunyikan identitasnya dilaporkan bunuh diri.

Aksi ini dilakukan usai 24 jam pasukan tersebut dipulangkan dari medan tempur Gaza.

“Seorang tentara pasukan pendudukan Israel ditemukan bunuh diri setelah hanya 24 jam dia kembali dari pertempuran di Jalur Gaza,” ujar laporan Outlet berita Israel dilansir dari Al Mayadeen

Tak dijelaskan secara pasti alasan mengapa tentara tersebut melakukan bunuh diri, namun sejumlah pihak meyakini bahwa aksi bunuh diri itu akibat gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Hal ini juga diperkuat dengan munculnya pernyataan organisasi Israel "Nafgasim," yang berfokus pada penyediaan dukungan kesehatan mental.

Dalam laporannya peneliti Nafgasim menyatakan bahwa ribuan tentara Israel yang kembali dari Gaza menderita gangguan stres pasca-trauma .

Bukan Kali Pertama

Sebelumnya, surat kabar tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari 10 perwira dan tentara pasukan pendudukan Israel dilaporkan melakukan bunuh diri sejak 7 Oktober.

Salah satu personel militer yang bunuh diri adalah Eliran Mizrahi, seorang prajurit yang bertugas di Korps Teknik Tempur Cadangan.

Ia dipanggil bertugas pada 7 Oktober 2023 lalu untuk mengoperasikan bulldozer.

Namun Pada April lalu, dia mengalami luka-luka dan terpaksa mundur dari Gaza.

Baca juga: Serangan Israel Telah Membunuh 193 Pekerja UNRWA di Gaza

Akan tetapi sehari setelah pulang ke Israel, ia ditemukan tewas bunuh diri.

Media Israel Channel 12 melaporkan Mizrahi dikenal sebagai veteran IDF yang mengalami masalah kesehatan.

Laporan medis juga menunjukan bahwa ia mengalami gangguan stress pasca-trauma (PTSD).

Pada Agustus, tentara Israel Bar Khalaf dikabarkan membakar dirinya sendiri di tengah perselisihan dengan Kemenhan Israel mengenai status disabilitasnya.

Khalaf bertugas dalam serangan Israel pada 2014 silam di Gaza.

Ia mengklaim menderita PTSD buntut pengalaman perangnya itu.

Kasus itu menambah jumlah tentara Israel yang nekat merenggut nyawanya sendiri sejak perang berkecamuk tepatnya setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan.

30.000 tentara Israel alami Stres

Sejak perang di Gaza pecah, setidaknya ada sekitar 30.000 tentara Israel yang telah mengajukan pelayanan kesehatan mental.

Gejala yang dikeluhkan berupa detak jantung cepat, berkeringat, peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, tubuh gemetar yang tidak terkendali, kebingungan, hingga ketidakmampuan untuk bergerak.

"Sekitar 200 tentara diberhentikan dari militer karena masalah psikologis yang mereka derita akibat perang," ujar laporan juru militer Israel dikutip dari Anadolu.

Imbas melonjaknya pasukan militer yang mengidap stress, pemerintah Israel harus membangun dua pusat kesehatan mental di bagian selatan negara tersebut.

Tak hanya itu untuk mencegah lonjakan militer yang mengidap PTSD, militer Israel turut menyediakan hotline khusus.

Adapun hotline ini dibangun untuk melayani para tentara yang ingin mendapatkan perawatan psikolog dan psikiater.

Akan tetapi setelah mendapatkan perawatan psikologis yang ditentukan oleh otoritas medis tentara, mereka diwajibkan bergabung kembali untuk melaksanakan tugas militernya di Gaza.

Pernyataan militer mengatakan bahwa sekitar 85 persen tentara yang mencari perawatan psikologis telah kembali bertugas aktif.

Ribuan Tentara Israel Cacat

Perang yang tak kunjung rampung juga membuat ribuan tentara Israel mengalami cacat permanen.

Sekitar 4 ribu tentara Israel kini dilaporkan cacat permanen.

Sementara itu, jumlah tentara yang luka-luka hingga cacat diprediksi bisa meningkat hingga 30 ribu.

Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas Angkatan Pertahanan Israel menyebut laporan tentara cacat permanen merupakan total terbanyak selama perang terjadi.

"Saya telah berada di organisasi tersebut selama 30 tahun, dan saya belum pernah bertemu dengan orang-orang yang terluka parah sebanyak ini,” kata Ketua Organisasi Penyandang Disabilitas Angkatan Pertahanan Israel

“Ada banyak yang terluka dengan luka parah," imbuhnya, menyorot laporan sejumlah tentara perlu diamputasi, mengalami kebutaan, hingga kelumpuhan.

(Tribunnews.com / Namira Yunia Lestanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini