News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

41 Pesawat Militer China Kepung Taiwan, Perang Asia Terancam Pecah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

41 pesawat China dilaporkan mengepung Taiwan

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Asia Tenggara terancam perang setelah Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa pihak mendeteksi 41 pesawat militer China bermanuver di kawasan udara Taiwan selama waktu 24 jam terakhir.

“Kami mendeteksi 41 pesawat militer Tiongkok dan tujuh kapal angkatan laut yang beroperasi di sekitar Taiwan selama periode 24 jam hingga pukul 06.00 pagi,” tegas Kementerian Pertahanan Taiwan.

Melansir dari Barrons, pengepungan ini dilakukan sehari setelah Beijing mengatakan para pendukung kemerdekaan Taiwan dapat menghadapi hukuman mati.

Baca juga: Live Hasil AVC Challenge Cup 2024 Timnas Voli Putra Indonesia vs Taiwan, Mulai Jam 15.30 WIB

Meski aksi manuver 41 pesawat tempur China tak menyebabkan korban jiwa, namun untuk mencegah manuver serupa Kementerian Pertahanan Taipei menjelaskan bahwa pihaknya telah memantau situasi dan memberikan tanggapan yang sesuai.

Pengerahan pesawat dan kapal militer bukan kali pertama yang dilakukan China, sejak beberapa waktu terakhir negara tirai bambu ini semakin intensif menyiagakan jet tempur di Selat Taiwan.

Salah satunya pada 25 Mei lalu ketika sebanyak 62 pesawat militer China terdeteksi mengudara di sekitar Taiwan dalam periode 24 jam. Angka itu tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam sehari untuk pengerahan pesawat militer Beijing ke dekat Taipei sepanjang tahun ini.

Aksi ini merupakan bentuk gertakan China atas pelantikan Presiden baru Taiwan Lai Ching-te yang dianggap sebagai tindakan “separatis” lantaran pelantikan itu menentang interaksi resmi antara wilayah Taiwan di China.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya yang harus kembali diintegrasikan ke dalam Republik Rakyat China. Bahkan Presiden Xi Jinping sempat menuturkan bahwa pemerintahannya berkomitmen untuk mencapai reunifikasi dengan Taiwan yang telah terpecah dalam perang sipil pada 1949.

Akan tetapi Taiwan berpegang pada klaim kedaulatannya sebagai negara merdeka dengan identitas nasional tersendiri. Alasan ini yang membuat China murka hingga nekat mengepung Taiwan dengan kapal perang dan jet tempur.

China Bisa Rebut Taiwan Tanpa Perang

Lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat memprediksi pemerintahaan China telah menyiapkan skenario selain invasi atau blokade militer untuk mempercepat reunifikasi Taiwan.

Cara yang yang akan diambil China yakni metode karantina taktik zona abu-abu yang memungkinkan pasukan penjaga pantai Tiongkok, yang disebut sebagai milisi maritim, dan berbagai polisi serta badan keamanan maritim dapat memulai karantina penuh atau di sebagian di Taiwan.

Baca juga: Ancaman Baru dari Tiongkok: Beijing Berambisi Hapus Taiwan

Karantina tersebut kemungkinan akan memutus akses ke pelabuhan-pelabuhan Taiwan, dan menghentikan pasokan penting, seperti energi untuk menjangkau 23 juta penduduk pulau itu.

Selain itu langkah baru China diyakini akan membuat negara seperti Amerika Serikat (AS), dan negara demokrasi lain kesulitan membantu Taiwan menghadapi perlawanan yang dilakukan pemerintah Beijing.

Apabila kapal atau pesawat militer AS nekat melakukan intervensi untuk melindungi Taiwan maka AS dapat dianggap memulai permusuhan militer.

“Karantina adalah operasi yang dipimpin oleh penegakan hukum untuk mengendalikan lalu lintas maritim atau udara di wilayah tertentu, sementara blokade bersifat militer,” kata laporan CSIS.

“Langkah ini akan menempatkan AS pada posisi yang sulit,” imbuh laporan itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini