News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Ancam Serang Hizbullah, PM Lebanon Akui Negaranya Kini dalam Keadaan Perang

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Unit militer yang berafiliasi dengan Hizbullah melakukan parade saat acara memperingati Hari Al-Quds (Yerusalem) di Beirut, Lebanon pada 14 April 2023.

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Lebanon Najib Makati mengklaim negaranya kini berada dalam keadaan perang.

Dalam pernyataannya, Makati menyinggung agresi dan ancaman keamanan dari Israel.

“Ancaman yang kita lihat adalah sejenis perang psikologis. Pertanyaan yang ada dalam bibir setiap orang ialah ‘Apakah itu suatu perang?’ Ya, kita berada dalam keadaan perang. Karena agresi israel, ada banyak korban warga sipil dan nonsipil serta desa-desa yang rusak,” kata Mikati dalam pernyataannya pada hari Minggu, (30/6/2024), dikutip dari Sputnik News.

Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan pihaknya sudah menyetujui rencana serangan ke Lebanon.

Di samping itu, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengklaim Israel sudah “sangat dekat” dengan keputusan untuk “mengubah aturan” dalam melawan pihak Hizbullah dan Lebanon.

Katz juga mengancam akan menghancurkan Hizbullah dalam “perang habis-habisan” dan melancarkan serangan besar ke Lebanon.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah berujar pihaknya bisa menyerbu Israel utara jika ketegangan meningkat.

Dikutip dari Al-Aswat, Mikati mengatakan Hizbullah dan pemerintah Lebanon sedang memenuhi kewajibannya dalam melawan Israel.

Api dan asap hitam tampak muncul di bangunan pemukiman Metulla di Israel utara dampak dari serangan Hizbullah Lebanon, Sabtu (22/6/2024). (almayadeen/screengrab)

Pada hari Sabtu pekan lalu dia berkunjung Kota Tyre guna meninjau pusat operasi Angkatan Bersenjata Lebanon.

“Kita selalu mendorong perdamaian, dan pilihan kita adalah opsi perdamaian dan penerapan Resolusi PBB 1701.  Israel wajib menghentikan serangan berulangnya terhadap Lebanon dan menghentikan perang di Gaza, dan semua orang mematuhi Resolusi PBB 2735,” kata Mikati menjelaskan.

“Hizbullah tengah menjalankan kewajibannya, dan pemerintah Lebanon menjalankan kewajibannya, dan tujuan kita ialah melindungi negeri ini dengan cara apa pun.”

Baca juga: Pernah Dipantau, Hizbullah Mantap Luncurkan Drone ke Golan, 18 Tentara Israel Terluka

Dia juga memuji Angkatan Bersenjata Lebanon yang menjadi tulang punggung dan perisai yang melindungi negara.

Adapun Menteri Pendidikan Abbas Halabi yang menemani Mikati mengungkapkan bahwa para siswa di kota-kota di wilayah Lebanon selatan mengalami kesulitan karena adanya konflik dengan Israel.

Sebelumnya, dia mengatakan kementerian mengamankan bus-bus yang membawa siswa ke tempat ujian di area berisiko

Kendaraan itu dijaga oleh pasukan Lebanon dan pasukan perdamaian PBB.

Ribuan pejuang ingin gabung dengan Hizbullah

Ribuan pejuang di Asia Barat atau Timur Tengah mengaku siap datang ke Lebanon guna bergabung dengan kelompok Hizbullah.

Para pejuang yang dibekingi Iran itu ingin membantu Hizbullah melawan Israel apabila konflik di antara keduanya memburuk hingga menjadi perang besar-besaran.

Hal itu disampaikan oleh pejabat yang didukung faksi Iran dan para analis.

Adapun saat ini situasi di perbatasan Israel-Lebanon masih panas. Masing-masing melepaskan tembakan hampir tiap hari sejak perang di Gaza pecah tanggal 7 Oktober 2023.

Pada bulan ini situasi memburuk setelah Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan panglima Hizbullah di Lebanon selatan.

Serangan itu dibalas Hizbullah dengan tembakan ratusan roket dan peluncuran pesawat nirawak ke Israel utara.

Baca juga: Serangan Hizbullah Disebut Eskalasi Unik, Tujuan: Jatuhkan Pasukan Zionis Israel Sebanyak-banyaknya

Di sisi lain, pejabat Israel sudah mengancam akan melakukan serangan militer ke Lebanon seandainya tidak ada negosiasi untuk menarik pejuang Hizbullah dari perbatasan Israel-Lebanon.

Selama satu dasawarsa terakhir, para pejuang dari Lebanon, Irak, Afganistan, dan Pakistan yang dibekingi Iran telah sudah ikut bertempur bersama dalam konflik di Suriah. Mereka mendukung Presiden Suriah Bashar Assad.

Pejabat dari kelompok yang didukung Iran mengatakan para pejuang itu juga bisa bergabung dalam aksi melawan Israel.

Sementara itu, Nasrallah beberapa waktu lalu juga menyinggung keinginan para pejuang untuk bergabung.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah (dok. AFP)

Dia mengklaim para pemimpin dari Iran, Irak, Suriah, Yaman, dan negara lainnya menawarkan diri untuk mengirim puluhan ribu pejuang guna membantu Hizbullah.

Akan tetapi, Nasrallah mengatakan Hizbullah sudah punya lebih dari 100 ribu pejuang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, tapi kami sudah dibanjiri oleh banyaknya pejuang yang kami miliki,” kata Nasrallah dikutip dari NBC News.

Bahkan, dia mengklaim dalam pertempuan melawan Israel saat ini, Hizbullah baru menggunakan sebagai pejuangnya.

Pejuang yang dimaksudnya ialah personel khusus yang menembakkan rudal dan pesawat nirawak.

Meski demikian, tak tertutup kemungkinan bahwa Hizbullah akan menerima tawaran dari para pejuang itu jika perang besar-besaran terjadi.

Pada tahun 2017 dia menyebut para pejuang dari Iran, Irak, Yaman, dan Pakistan akan menjadi “rekan” dalam perang seperti itu.

Baca juga: Israel Sesumbar Bisa Hancurkan Hizbullah dalam Beberapa Hari, Iran Langsung Gerak Cepat

Adapun saat ini, ada ribuan pejuang yang sudah dikerahkan di Suriah dan bisa dengan cepat menuju ke perbatasan Israel-Lebanon.

Beberapa kelompok pejuang juga dilaporkan sudah merancang serangan terhadap Israel dan sekutunya sejak perang di Gaza meletus.

“Kami akan [bertempur] bersama dengan Hizbullah [jika perang besar terjadi],” kata seorang pejabat dari faksi di Irak yang didukung Iran.

Pejabat itu dan pejabat lainnya dari Irak serta beberapa penasihat sudah berada di Lebanon.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini