News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Dituding Ubah Strategi Baru, Pecahan Rudal yang Tertembak Jatuh Bakar Pemukiman Sipil

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung apartemen di Kiev yang terkena pecahan rudal Rusia yang ditembak Ukraina terbakar

TRIBUNNEWS.COM -- Militer Kiev menuding Rusia mengubah strategi serangan ke Ukraina. Ibu kota tetap menjadi sasaran utama dan tak peduli lagi dengan korban sipil.

Sebelumnya, Rusia juga menuding Ukraina mengebom Sevastopol di Krimea yang mengorbankan sejumlah warga sipil dan anak-anak.

Serhii Popko, Kepala Administrasi Militer Kota Kiev, dalam pernyataannya di facebook mengatakan bahwa pada hari Minggu (30/6/2024) kemarin sebuah rudal Moskow berhasil ditembak di Kiev, akan tetapi puing-puingnya jatuh dan menimbulkan kebakaran di Gedung apartemen distrik Obolonskyi.

“Rudal ditembak jatuh, namun tidak terpecah menjadi molekul, dan puing-puingnya merupakan ancaman bagi kehidupan manusia,” katanya dikutip dari Ukrainska Pravda.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-859: Drone Ukraina Tangkap Gambar Mayat Bergelimpangan di Toretsk

Lima warga harus mendapatkan pertolongan medis, semuanya adalah perempuan yang menderita stres akut. Seorang wanita lanjut usia dirawat di rumah sakit.

"Agresor sedang menjajaki strategi baru, mencari momen, metode, dan cara terbaik untuk menyerang Kiev. Karena ibu kota Ukraina selalu dan akan terus menjadi prioritas utama para penjajah!," kata Popko.

Ia menambahkan, bahwa serangan rudal hari ini di Kiev berbeda dari banyak serangan udara musuh baru-baru ini di ibukota Ukraina.

Musuh tidak menyerang dalam kegelapan, juga tidak menggunakan pengeboman gabungan atau massal. Tidak ada senjata balistik atau rudal jelajah yang diluncurkan oleh pembom strategis.

Bukan hanya Kiev, Rusia juga menghantam wilayah lainnya yaitu di Donetsk yang diklaim menimbulkan korban tewas sebanyak dua warga sipil.

Vadym Filashkin, Kepala Administrasi Militer Oblast Donetsk, di Telegram mengatakan, dua penduduk Oblast Donetsk pada tanggal 30 Juni tewas dalam serangan di Toretsk dan di Siversk. Sebanyak 12 orang lainnya terluka di oblast pada hari itu.

Filashkin menekankan bahwa angka-angka ini tidak memperhitungkan korban jiwa yang ditimbulkan oleh Rusia di kota Mariupol dan Volnovakha yang diduduki sementara.

Baca juga: Rusia Bangun 5 Apartemen untuk 209 Pengungsi Palestina di Chechnya, Siap Mulai Hidup Baru

Sementara Kantor Kejaksaan Oblast Donetsk mengabarkan di laman facebook, pasukan Rusia menyerang kawasan pemukiman pribadi di desa Tsukuryne di Oblast Donetsk pada larut malam tanggal 30 Juni.

Serangan ini melukai enam orang, termasuk seorang anak-anak, dan merusak 21 rumah dan mobil.

"Tentara Rusia menjatuhkan bom di desa Tsukuryne pada pukul 22:25 tanggal 30 Juni. Proyektil Rusia menghantam daerah pemukiman pribadi. Musuh mungkin menyerang dengan bom udara FAB-500," kata kejaksaan..

Akibat penyerangan tersebut, seorang wanita, 51 tahun, dan putrinya, 14 tahun, terluka. Empat warga sekitar berusia 47 hingga 74 tahun juga terluka. Mereka didiagnosis menderita memar dan luka pecahan peluru."

Selain itu, 21 rumah dan mobil mengalami kerusakan.

Secara total, sejak awal invasi skala penuh, Rusia telah membunuh sedikitnya 2.044 orang dan melukai sedikitnya 5.210 warga sipil di Oblast Donetsk.

Sementara sebuah supermarket rusak akibat ledakan di kota Dnipro pada malam tanggal 30 Juni - 1 Juli 2024.

Mesk demikian dalam laporan awal menunjukkan tidak ada korban jiwa.

Korban Sipil Rusia di Krimea

Pada 23 Juni lalu, Rusia menuding Ukraina menyerang Krimea dengan rudal ATACMS yang berisi munisi tandan dan menyebabkan korban sipil.

Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhaev mengatakan setidaknya empat warga sipil termasuk dua anak tewas dan 151 orang terluka.

Russia Today mengabarkan, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengklaim serangan rudal buatan Amerika Serikat oleh Ukraina itu terjadi pada Minggu siang di mana empat rudal berhasil ditembak, sedangkan satu lagi melenceng ke arah kota Sevastopol yang ledakannya menyebabkan banyak korban.

Amunisi kluster atau tandan berisi puluhan bom-bom yang lebih kecil telah dilarang di lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Perancis, dan Jerman.

Senjata jenis ini dianggap sangat berbahaya bagi warga sipil, karena amunisinya biasanya tersebar di wilayah yang luas dan tidak meledak di dalam tanah selama bertahun-tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini