Jurnalis Israel: Netanyahu Dua Muka, Langkah Catur Sinwar di Perang Gaza Sukses
TRIBUNNEWS.COM - Penulis dan jurnalis Israel Ben Dror Yemini dari harian Maariv, dalam tulisannya, Selasa (9/7/2024) menyebut kalau pemimpin Gerakan Perlawanan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar telah mencapai semua yang dia inginkan dari perang Gaza.
Yemini mengibaratkan, manuver dan keputusan-keputusan Sinwar di Gaza seperti langkah dalam permainan catur dengan keberhasilan luar biasa melawan Israel.
Baca juga: Sumpah Yahya Sinwar ke Para Rekan Sepenjaranya di LP Ashkelon Israel Saat Dibebaskan 13 Tahun Silam
Analisis Yemini ini menekankan pada situasi kalau pemerintahan Tel Aviv harus menerima kesepakatan penyelesaian dengan gerakan pembebasan Palestina tersebut dalam putaran terbaru negosiasi pertukaran sandera demi gencatan senjata.
Sang penulis menjelaskan - dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Yedioth Ahronoth - kalau ada sejumlah hal yang menjadi tujuan Yahya Sinwar, antara lain ingin menampilkan kembali isu Palestina secara luas di panggung internasional, mendelegitimasi keberadaan Israel, menggagalkan normalisasi Arab Saudi dengan Tel Aviv, dan melemahkan hubungan Amerika-Israel.
"Dan dia mencapai semua tujuan tersebut," kata Yemini.
Baca juga: Eks-Pejabat Shin Bet Israel Ketar-ketir, Hamas Minta Barghouti Dibebaskan: The Next Yahya Sinwar
Dua Muka Netanyahu
Dia mengatakan bahwa sebagai akibatnya, Israel harus menerima kesepakatan penyelesaian dengan Hamas, jika tidak maka akan memperparah kegagalannya, mengingat ketidakmampuan untuk mencapai kemenangan mutlak dan tujuan perang yang dinyatakannya, seperti yang ditetapkan di awal Perang.
Berbicara mengenai proposal negosiasi pertukaran sandera tersebut, si penulis Israel mengatakan kalau Tel Aviv sedang berhadapan dengan dua versi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dua muka Netanyahu ini, dia jelaskan, karena proposal yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu mencakup gencatan senjata justru berdasarkan rekomendasi Netanyahu.
Meski begitu, dia menambahkan, Netanyahu, secara terbuka menentang gencatan senjata untuk tujuan politik.
"Dan dengan demikian, itu bertentangan dengan dirinya sendiri," kata dia.
Yemeni juga menyerukan kepada Perdana Menteri Israel untuk menerima kesepakatan tersebut karena alternatifnya lebih buruk, menurut uraiannya.
Baca juga: Sumber Israel: Negosiasi dengan Hamas Potensial Deal, Tapi Pemerintahan Tel Aviv akan Runtuh
Dia menambahkan kalau negosiasi tersebut kembali gagal, ada konsekuensi lanjutan berupa berlanjutnya kerugian Israel lantaran bertambahnya jumlah tentara Israel yang terbunuhnya
"Hal lain adalah tidak bisanya para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka di sekitar Jalur Gaza dan Israel utara, selain kerugian ekonomi dan penurunan posisi Israel secara internasional," katanya.
Dia menekankan kalau semua keberhasilan taktis yang dicapai tentara Israel di Gaza akan segera berubah menjadi keberhasilan strategis bagi Hamas.
"Ini menunjukkan bahwa tidak ada gunanya melanjutkan perang dan harus diakhiri dengan menerima kesepakatan tersebut, meskipun buruk, karena itu berarti a kemenangan bagi Hamas," menurut penulis.
Meskipun ada laporan kemajuan dalam perundingan selama beberapa hari terakhir, Netanyahu mengatakan pada Minggu lalu bahwa Israel berkomitmen terhadap perundingan kali ini selama negosiasi tidak mengajukan permintaan Israel untuk menyetop perang.
Netanyahu secara terbuka menyatakan ingin perang berlanjut sampai semua tujuan perang Israel tercapai, dan untuk mencegah kembalinya -apa yang dia gambarkan sebagai militan- ke Gaza utara.
Hamas menentang permintaan Israel untuk kemungkinan kembali berperang. Gerakan itu menuntut gencatan senjata permanen, selain tuntutannya agar para pengungsi diperbolehkan kembali ke rumah-rumah mereka di Jalur Gaza utara.
(oln/khbrn/*)