News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Iran Bantah Tuduhan AS soal Bantu Houthi, Sebut Milisi Yaman Buat Senjata Sendiri

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah rudal dengan peluncur mobile dalam parade kelompok Ansarallah (Houthi) menandai pengambilalihan Yaman oleh Houthi. --- Iran membantah tuduhan AS soal mempersenjatai Houthi.

TRIBUNNEWS.COM - Iran membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) yang mengatakan kapal Norwegia, Strinda, telah diserang oleh Ansarullah menggunakan rudal jelajah antikapal buatan Iran di Laut Merah pada bulan Desember.

"Laporan tersebut menduga bahwa mesin yang digunakan dalam rudal Iran memiliki fitur unik yang sesuai dengan serpihan mesin yang ditemukan dari…serangan Houthi terhadap M/T Strinda,” lapor The Associated Press (AP) mengutip laporan militer AS, Rabu (10/7/2024).

Duta Besar Iran di PBB menolak tuduhan tersebut dan membantah mempersenjatai warga Yaman, menanggapi laporan AP.

"Kami menyadari bahwa (Houthi) telah mengembangkan kemampuan militer mereka secara signifikan dengan mengandalkan sumber daya mereka sendiri. Perang yang berkepanjangan melawan mereka adalah faktor utama di balik perluasan kekuatan militer mereka," kata Duta Besar itu, Kamis (11/7/2024).

Tentara Yaman, di bawah pimpinan gerakan perlawanan Ansarullah, telah melancarkan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di perairan internasional sejak pertengahan November untuk mendukung warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.

Yaman mengatakan operasinya menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal apa pun yang menuju pelabuhan di wilayah yang diduduki dan akan berlanjut sampai rezim tersebut mengakhiri perang genosida di Gaza.

Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah yang bertujuan untuk menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.

"Kampanye serangan udara yang dipimpin AS telah menargetkan Houthi sejak Januari, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya," kata pernyataan Houthi, seperti diberitakan Aawsat.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.295 jiwa dan 88.241 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (10/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Al Mayadeen.

Baca juga: AS Tuduh Iran Kirim Senjata ke Houthi Yaman, Termasuk Teknologi Rudal Balistik

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini