TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 22 orang, termasuk pelajar, dipastikan tewas setelah gedung sekolah dua lantai runtuh di Nigeria tengah, menurut pihak berwenang.
Mengutip Al Jazeera, terdapat lebih dari 100 orang yang terperangkap di reruntuhan.
Gedung Saint Academy di komunitas Busa Buji di negara bagian Plateau runtuh pada hari Jumat (12/7/2024).
Gedung sekolah runtuh tak lama setelah siswa masuk kelas, kata pihak berwenang pada hari Sabtu.
Banyak di antara para siswa masih berusia 15 tahun ke bawah.
Sebanyak 154 murid awalnya terjebak di reruntuhan.
Namun juru bicara polisi Alfred Alabo kemudian mengatakan 132 di antara mereka telah diselamatkan dan dilarikan ke berbagai rumah sakit.
Kantor berita Associated Press mengutip Alabo yang menyebutkan 22 siswa dipastikan tewas.
Laporan sebelumnya oleh media Nigeria menyebutkan sedikitnya 12 orang tewas.
Badan Manajemen Darurat Nasional Nigeria (NEMA) mengatakan dalam sebuah postingan di Facebook bahwa 30 orang masih dirawat di rumah sakit.
Operasi penyelamatan telah berakhir dan lokasi tersebut telah dibersihkan, katanya.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Nigeria Tewaskan 18 Orang, Pelaku Gendong Bayi Jalankan Aksinya
Petugas penyelamat mencoba menjangkau para korban dengan menggunakan alat berat.
Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan kerumunan orang berkumpul di sekitar puing-puing bangunan beton yang runtuh itu.
Belasan penduduk desa berkumpul di dekat sekolah, beberapa menangis dan yang lain menawarkan bantuan saat ekskavator menyisir puing-puing dari bagian bangunan yang ambruk.
Seorang wanita terlihat meratap dan berusaha mendekati reruntuhan sementara yang lain menahannya karena berbahaya.
NEMA mengatakan petugas penyelamat dan kesehatan serta pasukan keamanan telah dikerahkan di lokasi kejadian segera setelah keruntuhan.
Mereka langsung melakukan pencarian terhadap para siswa yang terjebak.
“Untuk memastikan perhatian medis segera, pemerintah telah menginstruksikan rumah sakit untuk memprioritaskan perawatan tanpa dokumentasi atau pembayaran,” kata komisaris informasi negara bagian Plateau, Musa Ashoms, dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah negara bagian Plateau menyebut peristiwa ini terjadi karena struktur gedung yang lemah dan lokasinya yang berada di dekat tepi sungai.
Mereka mendesak sekolah-sekolah yang menghadapi masalah serupa untuk ditutup.
Runtuhnya bangunan menjadi hal biasa di Nigeria, negara dengan populasi terbesar di Afrika.
Belasan insiden serupa tercatat dalam dua tahun terakhir.
Pihak berwenang berapanggapan insiden itu terjadi karena kegagalan dalam menegakkan peraturan keselamatan bangunan, penggunaan bahan konstruksi di bawah standar, dan pemeliharaan yang buruk.
Pada tahun 2021, setidaknya 45 orang tewas ketika sebuah gedung bertingkat tinggi yang sedang dibangun runtuh di distrik kelas atas Ikoyi di ibu kota ekonomi Nigeria, Lagos.
Pada tahun 2022, sedikitnya 10 orang tewas ketika sebuah bangunan tiga lantai runtuh di kawasan Ebute-Metta di Lagos.
Sejak tahun 2005, setidaknya 152 bangunan telah runtuh di Lagos, menurut seorang peneliti universitas Afrika Selatan yang menyelidiki bencana konstruksi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)