TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Rusia berencana untuk memblokir YouTube pada bulan September 2024 mendatang.
Media pro-negara Rusia Gazeta.ru melaporkan berita ini pada tanggal 12 Juli 2024 kemarin.
Laporan itu diperoleh dengan mengutip sumber yang dekat dengan Pemerintahan Presiden Vladimir Putin serta sumber di sebuah perusahaan yang mengumpulkan data untuk lembaga penegak hukum.
Berita tersebut, muncul setelah Rostelecom, penyedia telekomunikasi terkemuka di negara itu, mengatakan bahwa ada "masalah teknis dengan peralatan Google yang dapat mempengaruhi kecepatan unduh dan kualitas video YouTube."
"Situasi akan memburuk pada bulan Juli dan Agustus, yang berarti bahwa fungsionalitas YouTube akan memburuk di beberapa wilayah," kata sumber Gazeta.ru.
Dan pada bulan September, pemblokiran (YouTube) akan dimulai.
Sumber kedua Gazeta.ru juga mengonfirmasi bahwa ada rencana untuk memblokir situs web tersebut pada musim gugur.
Komentar pemerintah
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah rencana yang diduga untuk membatasi situs web tersebut.
Peskov mengatakan, bahwa menurut "pernyataan resmi dari perusahaan terkait," peralatan yang dimaksud "tidak diperbarui selama lebih dari dua tahun."
Sumber yang dirahasiakan mengatakan kepada media independen Meduza bahwa penjelasan Rostelecom hanyalah "upaya untuk mengalihkan tanggung jawab bahwa pemerintah telah dengan sengaja memperlambat situs tersebut sejak 11 Juli."
Baca juga: NATO Yakin Ukraina Tidak Akan Mampu Bikin Serangan Balik ke Rusia Tahun Ini
Sumber Meduza menambahkan bahwa Roskomnadzor, badan sensor negara itu, memiliki alat untuk "membatasi lalu lintas" sendiri.
Kyiv Independent tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.
Dengan 93 juta pengguna Rusia, YouTube telah dijuluki sebagai "benteng terakhir kebebasan berekspresi dan informasi" di negara itu di tengah tindakan keras pemerintah yang meluas terhadap ruang informasi.
Ketika Kremlin mengintensifkan tekanannya terhadap situs tersebut untuk memblokir konten yang "tidak diinginkan" seperti video antiperang, para pengamat mengatakan bahwa larangan total situs tersebut hanya "masalah waktu."
Perkembangan lain perang Rusia-Ukraina
Dikutip dari The Guardian, Menteri Pertahanan Rusia dan mitranya dari AS mengadakan panggilan telepon di mana mereka membahas penurunan risiko "kemungkinan eskalasi.
Panggilan telepon antara Andrei Belousov dan Lloyd Austin, yang diprakarsai oleh Moskow, terjadi saat ketegangan antara kedua belah pihak meningkat atas rencana Washington untuk menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman, sebuah keputusan yang diperingatkan Kremlin dapat memicu kembalinya konfrontasi ala perang dingin.
Selain itu, dalam perkembangan lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Inggris minggu depan untuk menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin Eropa yang akan bertemu untuk membahas Ukraina, keamanan Eropa, dan demokrasi.
Presiden Ukraina tersebut, juga akan melakukan kunjungan pertamanya ke Irlandia pada Sabtu pagi saat ia tiba di sana untuk bertemu dengan taoiseach Irlandia, Simon Harris.
Irlandia diperkirakan akan memberikan lebih banyak dukungan bagi upaya Ukraina untuk memulangkan sekitar 20.000 anak yang telah dipindahkan secara paksa ke Rusia dan Belarus.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)