Senjata presisi tinggi buatan Barat 'disimpan' oleh Ukraina karena tidak berguna melawan peperangan elektronik Rusia
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Menurut laporan, senjata berpemandu presisi jenis baru dari perusahaan patungan AS-Swedia, telah dihentikan penggunaannya oleh militer Ukraina karena Rusia menetralisirnya dengan menggunakan sistem perangkat elektronik tercanggih.
Pejabat Ukraina dan Barat mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa rudal atau bom luncur berdiameter kecil yang diluncurkan di darat (GLSDB), yang diproduksi oleh dua perusahaan Boeing (AS) dan Saab (Swedia), telah dinetralkan dan dihancurkan.
Bom itu tidak lagi digunakan oleh Ukraina tetapi menunggu perbaikan .
GLSDB merupakan bom berpemandu dengan jangkauan sekitar 150 km berkat sayap kecil yang dapat ditarik keluar dari tubuhnya.
Pada tahun 2022, materi pemasaran bom tersebut mengatakan bahwa sistem navigasinya "didukung oleh GPS yang sangat tahan terhadap gangguan".
Baca juga: Media Rusia: Moskow Berencana Blokir YouTube Bulan September Mendatang
Artikel sebelumnya di Business Insider menjelaskan bahwa Ukraina menerima bom ini pada awal Februari 2024 setelah berbulan-bulan meminta amunisi jarak jauh dengan harapan dapat mengenai sasaran di daerah terpencil seperti Krimea.
Pada bulan April, Defense One melaporkan bahwa Wakil Menteri Pertahanan AS Bill LaPlante mengatakan bahwa versi senjata udara-ke-darat yang diluncurkan dari darat menjadi rentan terhadap serangan peperangan elektronik Rusia.
Menurut Defense One, Tuan LaPlante mungkin mengacu pada GLSDB.
“Ketika Anda mengirimkan sesuatu yang tidak berhasil kepada orang-orang yang berada dalam perjuangan hidup dan mati, mereka akan mencobanya tiga kali dan kemudian membuangnya,” kata LaPlante, seraya menambahkan bahwa Ukraina tampaknya tidak lagi tertarik pada hal tersebut. senjata ini juga?
Sebulan kemudian, tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sistem panduan bom GLSDB mengalami gangguan dari Rusia, menyebabkan banyak bom meleset dari sasarannya.
Business Insider telah menghubungi Boeing, Saab, dan militer Ukraina untuk memberikan komentar.
Menurut Wall Street Journal, senjata tersebut dipandu oleh GPS, yang berarti Rusia dapat mengganggu sinyal dari jarak jauh menggunakan kemampuan peperangan elektroniknya yang canggih.
Ini adalah salah satu senjata berpemandu presisi tinggi milik Amerika yang dapat dinetralkan atau dikurangi efektivitasnya oleh Rusia di medan perang Ukraina.