TRIBUNNEWS.COM - Houthi mengumumkan pelaksanaan dua operasi militer yang menargetkan kapal Israel pada Minggu (14/7/2024) kemarin.
Serangan itu sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan Israel di Al-Mawasi Khan Yunis, pada hari Sabtu (13/7/2024) yang menewaskan 90 warga Palestina.
“Angkatan laut, angkatan udara tak berawak, dan kekuatan rudal di angkatan bersenjata Yaman melakukan operasi gabungan yang menargetkan kapal Israel (MSC UNIFIC) di Teluk Aden, dengan sasaran jumlah rudal balistik dan drone," kata juru bicara Houthi, Yahya Saree kemarin malam.
Salah satu operasi itu menargetkan kapal Israel di Teluk Aden, dan yang lainnya menargetkan sasaran militer Israel di Umm al-Rashrash (Eilat) di selatan wilayah Palestina yang diduduki.
“Angkatan Udara melakukan operasi penargetan terhadap sejumlah sasaran militer musuh Israel di daerah Umm al-Rashrash di selatan Palestina yang diduduki, dengan sejumlah pawai, dan operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya. Terima kasih kepada Allah," lanjutnya.
Pada Senin (15/7/2024) hari ini, Houthi mengumumkan pesawat Amerika-Inggris menargetkan Kegubernuran Hodeidah di pantai Laut Merah di Yaman barat dengan tiga serangan.
"Pesawat agresi Amerika-Inggris menargetkan Bandara Internasional Hodeidah dengan dua serangan," lapor saluran Houthi Al-Masirah.
"Pesawat tersebut meluncurkan satu serangan di daerah Al-Buhaisi di Distrik Al-Lahiya di Kegubernuran Al-Hodeidah," lanjutnya.
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya di Laut Merah sampai berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza, pencabutan pengepungan di Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan.
Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah yang bertujuan untuk menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.
Baca juga: Israel Incar Pemimpin Hamas, Muhammad Deif Ejek Kebohongan IDF di Khan Yunis
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.584 jiwa dan 88.881 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (15/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporanYedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel