TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kesaksian pendukung Donald Trump saat insiden penembakan terjadi, Sabtu (13/7/2024), yang diceriakan secara eksklusif kepada DailyMail.
Blake Marnell mengenakan setelan bercorak batu bata, seperti biasa.
Marnell adalah anggota tetap 'Front Row Joes', begitu pendukung Trump menyebut diri mereka.
Front Row Joes bepergian ke seluruh negeri untuk menghadiri berbagai acara.
Ia memperkirakan telah menghadiri sekitar 40 kampanye dan berencana untuk berada di Milwaukee minggu ini untuk Konvensi Nasional Partai Republik, tempat ia akan menjadi delegasi untuk California.
Ia berada di posisi biasanya di tengah barisan depan untuk mendengarkan Donald Trump berbicara.
Artinya, Marnell hanya berjarak 10 meter dari Calon Presiden dari Partai Republik itu.
Saat suara peluru terdengar, ia mengira itu adalah petasan yang dinyalakan kerumunan di belakang.
"Secara naluriah (saya) menoleh ke kiri," katanya, mencari sumber suara.
"Saat berikutnya saya menoleh lagi untuk melihat presiden (Trump), dia sedang diseret oleh agen Dinas Rahasia," ucapnya.
Dia melihat para agen menggunakan tubuh mereka untuk melindungi Trump, dia bisa mendengar lebih banyak suara tembakan yang ditujukan ke arah si penembak.
Baca juga: Update Penembakan Donald Trump: Bahan Bom Ditemukan, Pelaku Anggota Klub Olahraga Tembak
Juga petugas tanggap darurat berlomba merawat banyak korban di tribun di kedua sisi podium Trump.
Dari pandangan Marnell, upaya pembunuhan terhadap Capres Partai Republik pasti akan membuat Trump lebih kuat secara politik.
"Anda tahu, sulit untuk melihat bagaimana hal itu tidak memberinya simpati di saat seperti ini," katanya.
"Itu tidak akan membuatnya mengundurkan diri,"
"Segala sesuatunya tidak akan pernah sama lagi,"
"Kita mungkin tidak akan melihat demonstrasi seperti ini di masa mendatang,"
"Akan ada demonstrasi, tetapi akan dikontrol dengan ketat, mungkin lebih ketat di dalam ruangan, pemeriksaan lebih menyeluruh," jelasnya.
Rekaman video menunjukkan saat-saat drama itu terjadi.
Suara tembakan terdengar dan Trump mengangkat tangannya ke wajahnya sebelum berjongkok.
Agen Dinas Rahasia datang dari semua sisi berkerumun untuk melindunginya
Marnell mengatakan bahwa setelah presiden dievakuasi, massa diperintahkan untuk bubar.
"Mereka menutup seluruh tempat itu sebagai tempat kejadian perkara," ungkapnya.
"Dan mereka mengusir kami semua," paparnya.
Ia mengatakan besarnya peristiwa dan risiko terhadap hidupnya sendiri baru menimpanya setelah kegembiraan itu mereda.
Ia gemetar, akibat efek samping dari luapan adrenalin yang besar.
Motif Pelaku Penembakan
Dikutip dari Reuters, Federal Bureau of Investigation (FBI) selidiki penembakan kampanye Donal Trump.
Tembakan itu tampaknya berasal dari luar area yang dijaga oleh Secret Service.
FBI memimpin penyelidikan atas serangan terhadap Donald Trump.
Pelaku penembakan sudah teridentifikasi, sebagai eorang pria Pennsylvania berusia 20 tahun.
"Insiden itu diselidiki sebagai upaya pembunuhan," kata FBI, Minggu (14/7/2024).
Petugas penegak hukum mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah mengidentifikasi tersangka penembakan tetapi belum siap untuk mengumumkannya ke publik.
Mereka juga mengatakan belum mengidentifikasi motifnya.
Tokoh terkemuka dari Partai Republik dan Demokrat dengan cepat mengutuk kekerasan tersebut.
Penembak diketahui tewas.
Satu peserta pawai tewas dan dua penonton lainnya terluka.
Sebagai informasi, tim kampanye Trump umumkan Donal Trump saat ini dalam kondisi baik-baik saja."
Kesaksian warga
Dikutip dari BBC, seorang saksi mata bernama Greg, mengaku sempat melihat seorang pria bersenjata merangkak di atap sebuah gedung beberapa menit sebelum tembakan dilepaskan.
Hanya saja, laporan itu tidak segera direspons.
Greg mengatakan bahwa pria tersebut bersenjatakan senapan dan merangkak di atas sebuah gedung di luar acara tersebut.
Greg mengeklaim dirinya melihat pria bersenjata itu sekitar lima menit setelah Trump mulai berpidato.
"Kami melihat pria itu merangkak naik ke atap gedung di samping kami, 50 kaki jauhnya dari kami," katanya.
"Dia membawa senapan, kami dapat melihat dengan jelas sebuah senapan. Kami menunjuk ke arahnya, polisi di bawah sana lalu berlarian. Kami seperti mengatakan, 'Hei kawan, ada seorang pria di atap dengan senapan', dan polisi tidak tahu apa yang sedang terjadi," jelasnya. Kata-kata Trump saat Ditembak
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu sedang membandingkan rekam jejaknya dalam menutup ilegal dengan kebijakan perbatasan terbuka Presiden Joe Biden tepat sebelum upaya pembunuhan pecah, Daily Mail melaporkan.
Trump berkata kepada khalayak: "Jika Anda sungguh-sungguh ingin melihat sesuatu yang menyedihkan ini, lihatlah apa yang terjadi --"
Dan tepat setelahnya, kata-katanya terpotong.
Ada sekitar delapan hingga 10 tembakan dilepaskan.
Di tengah kalimat, Trump memegang telinga kanannya.
Darah mengucur di wajahnya, lalu dia menunduk.
Agen Dinas Rahasia AS segera menyerbu panggung untuk memberikan perlindungan kepada Calon Presiden (Capres) AS dari Partai Republik tersebut.
Mereka mengecek kondisi rump saat ia berlindung ke tanah.
Agen terdengar mengonfirmasi bahwa "penembak sudah jatuh" sebelum mengevakuasi Trump.
"Biar saya ambil sepatu saya," kata Trump, (terdengar) berkata saat para agen menopangnya."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)