TRIBUNNEWS.COM - Tiga kelompok hak asasi manusia (HAM) Palestina menyalahkan masyarakat internasional.
Respons kelompok HAM tersebut terkait pembantaian yang disengaja oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza.
“Kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhiri genosida yang sedang berlangsung telah memungkinkan serangan Israel, termasuk pembantaian mengerikan terbaru di daerah al-Mawasi yang menewaskan sedikitnya 90 orang."
"Dan di kamp pengungsi Shati, tempat pesawat tempur Israel mengebom warga Palestina yang sedang berdoa dan menewaskan 22 orang," kata Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, Al-Haq, dan Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan dalam pernyataan bersama, Senin (15/7/2024), dilansir Al Jazeera.
“Ketidakpedulian internasional terus membuat Israel semakin berani melakukan kejahatan internasional," jelas kelompok hak asasi manusia itu.
“Negara-negara yang mempersenjatai dan membiayai tindakan genosida Israel terlibat dalam kejahatan ini, termasuk genosida,” lanjut mereka.
Presiden Palestina Salahkan Hamas
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, Israel dan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan puluhan orang di Jalur Gaza pada Sabtu (13/7/2024).
Pemimpin yang didukung Barat itu juga menyalahkan Hamas atas perang yang terus berlanjut di Gaza.
Komentarnya menandakan meningkatnya ketegangan antara faksi Fatah Abbas dan kelompok Islamis Hamas, yang menuduh presiden Palestina itu memihak Israel.
Israel mengatakan serangan itu ditujukan untuk membunuh kepala militer Hamas Mohammad Deif dan ajudannya.
Baca juga: Hamas Tegaskan Tak akan Mundur dari Perundingan Gencatan Senjata Gaza
Masih belum jelas apakah Deif atau wakilnya tewas dalam serangan yang menewaskan 90 warga Palestina dan melukai 300 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza.
"Kepresidenan Palestina mengutuk pembantaian itu dan menganggap pemerintah Israel sepenuhnya bertanggung jawab, juga pemerintah AS yang memberikan segala macam dukungan kepada pendudukan dan kejahatannya," kata Abbas dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantornya, dikutip dari Arab News.
Abbas, yang otoritasnya mempertahankan pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyalahkan Hamas, yang melakukan serangan pada 7 Oktober di Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang lainnya, yang memicu perang sembilan bulan di Gaza.
“Presiden melihat bahwa dengan menghindari persatuan nasional, dan memberikan dalih bebas kepada negara pendudukan, gerakan Hamas adalah mitra dalam memikul tanggung jawab hukum, moral dan politik atas kelanjutan perang genosida Israel di Jalur Gaza,” kata pernyataan itu.
Adapun Hamas telah memerintah Gaza sejak pengambilalihan wilayah pesisir dari loyalis Abbas pada tahun 2007.
Update Perang Israel-Hamas
Anak-anak di antara yang tewas saat pasukan Israel mengebom kamp pengungsi Maghazi dan Bureij serta helikopter tempur Apache menyerang wilayah az-Zahra di Gaza tengah.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memuji para pilot yang melakukan serangan udara mematikan di kamp pengungsian al-Mawasi yang menewaskan 90 orang, dan mengatakan Hamas terus terkikis setiap hari tanpa kemampuan untuk mempersenjatai diri, mengorganisasi diri, atau “merawat yang terluka”.
Pejabat di Gaza mengatakan rudal Israel menewaskan 17 warga Palestina dan melukai 80 orang yang berlindung di sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk orang-orang terlantar di kamp pengungsi Nuseirat.
Pesawat tempur dan pesawat tak berawak Israel terus membombardir Jalur Gaza semalam, dengan serangan mematikan dilaporkan di az-Zawayda, Rafah dan kamp pengungsi Nuseirat, kantor berita Wafa melaporkan.
Empat warga Palestina termasuk seorang anak tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi, menurut koresponden Al Jazeera Arabic di Gaza.
Setidaknya 17 warga Palestina tewas dan 80 lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap tempat penampungan sekolah UNRWA di kamp Nuseirat di Gaza tengah.
Presiden Brazil Lula da Silva mengutuk “pembantaian tak berujung” oleh Israel di Gaza, dan bergabung dengan beberapa negara lain dalam mengecam serangan Israel terhadap al-Mawasi yang menewaskan 90 warga Palestina.
Kelompok hak asasi Palestina mengatakan serangan al-Mawasi terjadi dalam beberapa tahap selama 1,5 jam dan melibatkan pesawat tempur dan quadcopter.
Izzat al-Risheq, seorang anggota kantor politik Hamas, membantah dalam sebuah pernyataan laporan bahwa kelompok Palestina tersebut telah menarik diri dari perundingan gencatan senjata yang baru-baru ini diperbarui.
Setidaknya 38.584 orang tewas dan 88.881 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)