Penerbangan Malaysia Airlines MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh di Wilayah Donetsk Ukraina pada 17 Juli 2014, menewaskan 298 orangĀ penumpangnya yang berasal dari sepuluh negara.
Sebuah tim investigasi gabungan (JIT) yang terdiri dari perwakilan dari Australia, Belgia, Malaysia, Belanda dan Ukraina, dibentuk untuk melakukan investigasi kriminal atas kecelakaan itu.
Kasus ini disidangkan di Pengadilan Distrik Den Haag.
Pada bulan November 2022, pengadilan memutuskan tiga orang bersalah dalam kasus tersebut dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup secara in absentia.
Mereka adalah mantan pemimpin milisi Republik Rakyat Donetsk (DPR) Igor Girkin, juga dikenal sebagai Igor Strelkov, dan bawahannya Sergey Dubinsky, Oleg Pulatov dan Leonid Kharchenko.
Oleg Pulatov, terdakwa keempat dan satu-satunya yang kepentingannya diwakili oleh tim pengacara, dibebaskan karena kurangnya bukti.
Pada bulan Februari 2023, JIT mengumumkan penangguhan penyelidikannya terhadap kecelakaan MH17, dengan alasan kurangnya alasan untuk mengadili individu baru.
Kena Milis Ukraina?
Jatuhnya pesawat MH17 terjadi hanya empat bulan setelah hilangnya pesawat Malaysia Airlines lainnya, MH370, pada bulan Maret 2014.
MH17 sedang terbang di atas wilayah Ukraina timur yang dikuasai pemberontak ketika ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara.
Tim investigasi gabungan menemukan bahwa pesawat itu terkena sistem rudal Buk yang diangkut dengan truk ke Ukraina dari pangkalan militer Rusia.
Rusia membantah terlibat dalam penembakan jatuh tersebut, meskipun penyelidikan menemukan "indikasi kuat" bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui pasokan rudal tersebut.
Sementara tiga dari empat tersangka dinyatakan bersalah oleh pengadilan Belanda dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2022, tidak seorang pun yang mungkin menjalani hukumannya karena putusan dijatuhkan secara in absentia.
Sumber: TASS/CNA