TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel telah melancarkan serangan udara terhadap kota Hula di Lebanon selatan, Sabtu (20/7/2024).
Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan "gedung militer" milik kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon.
Militer Israel juga mengatakan, sebelumnya pasukannya berhasil mencegat target udara mencurigakan di langit Lebanon.
"Target tidak melintasi wilayah negara tersebut dan tidak ada peringatan yang diaktifkan sesuai kebijakan," kata pernyataan Israel tersebut, Sabtu, dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, Hizbullah sebelumnya mengumumkan pihaknya menargetkan perkumpulan tentara Israel di sekitar Manara di Israel utara dengan peluru artileri.
Hizbullah mengaku berhasil mengenai sasaran secara langsung.
Dikhawatirkan Jadi Perang Habis-habisan
Di sisi lain, ketika perang di Gaza terus berlanjut, muncul kekhawatiran akan pecahnya perang Timur Tengah lainnya.
Konflik Israel dan Hizbullah yang meningkat dikhawatirkan akan menjadi perang habis-habisan.
Perang itu kemungkinan akan menarik milisi yang didukung Iran di Irak dan Yaman.
Diberitakan BBC, konflik Israel dan Hizbullah juga ditakutkan akan menyebarkan bara api di Timur Tengah dan melibatkan Amerika Serikat (AS).
Iran sendiri juga dapat campur tangan secara langsung.
Baca juga: Mimpi Buruk bagi Israel, Digempur 65 Rudal Hizbullah dan Drone Houthi di Hari yang Sama
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan tentang "bencana yang tidak terbayangkan".
Sebelumnya, Hizbullah menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan sekutu Palestina-nya, Hamas, sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023.
Serangan itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Israel, di mana tekanan politik semakin meningkat untuk tindakan yang lebih keras.
Puluhan ribu warga Lebanon juga telah meninggalkan rumah mereka, menyusul serangan Israel di Lebanon selatan.
Hizbullah telah mengindikasikan pihaknya tidak menginginkan konflik yang lebih luas, meskipun mereka telah terus menggunakan persenjataan yang lebih kuat.
Hizbullah memiliki ribuan pejuang, banyak di antaranya berpengalaman dalam perang saudara Suriah, dan persenjataan puluhan ribu rudal yang mampu menghantam kota-kota di seluruh Israel.
Negara ini juga memiliki armada besar pesawat tanpa awak.
Update Perang Israel-Hamas
Puluhan warga Palestina tewas dalam gelombang serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat dan lokasi lain di Gaza sepanjang Jumat malam hingga Sabtu pagi.
Negara-negara di seluruh dunia telah bereaksi terhadap putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus diakhiri.
Kelompok advokasi Oxfam mengatakan putusan tersebut menegaskan Israel "melakukan kejahatan apartheid" di Tepi Barat dan kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Yerusalem, B'Tselem, mengatakan masyarakat internasional "harus memaksa Israel untuk mengakhiri pendudukan".
Baca juga: Cara Drone Jaffa Houthi Terbang 2.000 Km dari Yaman, Kecoh Radar Israel Lalu Meledak di Tel Aviv
Pejabat Israel menolak keputusan ICJ yang tidak mengikat, sementara pemukim Israel melancarkan serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka di kota-kota dan desa-desa Tepi Barat yang diduduki.
Serangan udara Israel terhadap sekelompok orang di Jalan al-Jalaa di Kota Gaza telah menewaskan dan melukai sejumlah orang.
Setidaknya dua orang tewas dalam pemboman Israel yang menargetkan rumah keluarga al-Sabbagh di daerah az-Zarqa, utara Kota Gaza.
Sebuah kapal mengalami kerusakan ringan setelah menjadi sasaran dua serangan 64 mil laut (119 km) barat laut al-Makha (Mocha) di Yaman, menurut Operasi Perdagangan Maritim Inggris.
Setidaknya 38.919 orang tewas dan 89.622 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)