TRIBUNNEWS.COM -- Penegak hukum Ukraina akhirnya berhasil menangkap tersangka pembunuh aktivis dan mantan politisi Ukraina Iryna Farion (60).
Tersangka seorang pria berumur 18 tahun, atau masih remaja kini diamankan di Dnipro.
Iryna Farion, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Kota Lviv pada Jumat (19/7/2024). Ia ditembak oleh orang tak dikenal.
Baca juga: Rusia Maju Sedikit Demi Sedikit Caplok Utara, Timur dan Selatan
Strana memberitakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan sendiri penangkapan pembunuh politisi kontroversial tersebut.
“Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klimenko baru saja melaporkan kepada saya tentang penahanan tersangka pembunuhan Iryna Farion di Dnipro,” kata Zelensky.
Zelensky mengakui operasi penangkapannya cukup sulit dan melibatkan ratusan personel kepolisian, lembaga intelijen dan lembaga lainnya.
Setiap sudut di sepanjang jalan keluar penembak dan menggeledah sekitar 100 hektar hutan.
Polisi mengidentifikasinya menggunakan kamera pengintai, berdasarkan foto wajahnya yang diambil di dekat rumah Farion.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klimenko mengungkap satu persatu penangkapan tersangka.
Baca juga: Rusia Dituding Rekrut Eksekutor Sabotase Lewat Telegram dan TikTok
Ia mengatakan, pelaku sempat pindah-pindah apartemen sebanyak tiga kali sebelum mengeksekusi Farion di Lviv.
Selama persiapan kejahatan, dia menyewa setidaknya tiga apartemen di Lviv, tambah Klimenko.
Meski demikian, jelasnya, pelaku diduga hanyalah eksekutor saja. Sementara yang memerintah dan mengatur pembunuhan tersebut masih bebas.
Tentang Iryna Farion
Iryna Farion dikenal sebagai tokoh nasionalis yang sangat vokal di Ukraina. Ia terus memperjuangkan agar masyarakat Ukraina menggunakan bahasa negaranya, bukan bahasa Rusia.
Saat bergabung dengan partai nasionalis Svoboda (Kebebasan) pada 2005 dan terpilih sebagai anggota parlemen pada 2012.
Ia begitu dikenal di Ukraina karena aksi kontroversial dengan mengkampanyekan bahasa Ukraina serta berusaha memojokkan para pejabat Ukraina yang menggunakan bahasa Rusia.
Berdasarkan pemberitaan Pravda, beberapa momen yang sempat didokumentasikan media antara lain pada 2018, saat itu ia menyerukan untuk memukul siapa saja yang menggunakan bahasa Rusia.
Lalu saat Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022, ia mengecam pejuang berbahasa Rusia dari resimen Azov yang mempertahankan kota pelabuhan Mariupol selama tiga bulan.
Terakhir, pada November 2023 lalu ketika Iryna mengatakan tak akan mengakui tentara Ukraina jika ia menggunakan bahasa Rusia.
Bahasa Ukraina menjadi topik yang sensitif di negeri itu. Meskipun bahasa nasional tersebut telah dilindungi oleh Undang-Undang, akan tetapi bahasa Rusia sebagai warisan Uni Soviet masih dipakai oleh sebagian besar warganya.