News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Markas IDF Digeruduk Demonstran Bersenjata, Presiden Israel Kecewa: Hanya Buat Musuh Senang

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perselisihan terjadi di antara tentara Israel setelah polisi militer menangkap tentara Israel yang diduga menganiaya warga Palestina, Senin, (29/7/2024).

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Israel Isaac Herzog menyesalkan aksi para pengunjuk rasa yang menyerbu markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Beit Lid dan Sde Teiman pada Senin (29/7/2024).

Unjuk rasa itu bertujuan untuk memprotes penahanan tentara Israel yang diduga menganiaya warga Palestina.

Jumlah pengunjuk rasa di markas Sde Teiman dilaporkan mencapai sekitar 1.200 orang. Mereka disebut sebagai para aktivis sayap kanan.

Beberapa demonstran terlihat mengenakan seragam IDF, masker, dan membawa senjata api. Bahkan, mereka dikabarkan berusaha menerobos masuk ke dalam markas IDF.

Herzog kecewa atas aksi unjuk rasa itu. Dia menegaskan Israel adalah negara hukum.

Dia meminta para anggota dewan, terutama yang bertanggung jawab dalam aksi itu, untuk menenangkan diri.

Salah satu anggota dewan, Tally Gotliv, turut serta dalam aksi unjuk rasa. Sebelumnya, dia meminta para pengikutnya di media sosial X untuk datang ke markas IDF.

Para pengunjuk rasa menyerbu markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Beit Lid pada hari Senin, (29/7/2024). Mereka tampak memakai masker dan menenteng senjata. (The Times of Israel)

Beberapa orang, termasuk Menteri Warisan Budaya Israel Amichay Eliyahu dan anggota dewan bernama Zvi Sukkot, terekam menerobos ke dalam markas.

Anggota dewan bernama Nissim Vaturi dari Partai Likud juga memasuki markas.

Sementara itu, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir bergabung dalam aksi itu beberapa waktu kemudian.

“Tontonan berupa polisi militer datang untuk menahan yang terbaik dari para pahlawan kita di Sde Teiman itu tak kurang memalukannya. Tentara harus menerima dukungan penuh,” ujar Ben Gvir dikutip dari All Israel News.

Baca juga: Israel Bersiap Serbu Lebanon, Markas IDF Malah Diserbu Perusuh Bersenjata dan Berseragam Tentara

Seorang anggora dewan bernama Yuli Edelstein mengatakan akan menggelar rapat darurat di Komite Urusan Luar Negeri setelah peristiwa itu.

“Tentara kita bukan penjahat, dan penindasan keji terhadap para tentara kita adalah hal yang tak bisa saya terima,” ujar Edelstein.

Sementara itu, Herzog meminta ketertiban segera dipulihkan.

“Polisi harus ikut campur dan segera bertindak untuk mengembalikan ketertiban,” ujar Herzog di X.

“Saya meminta para demonstran untuk meninggalkan markas tentara dan mengizinkan IDF bekerja dan menang.”

Herzog mengklaim dalam beberapa pekan ini Israel tengah menghadapi tantangan perihal keamanan nasional.

“Kita tidak boleh lebih lama lagi membebani tentara dan komandan kita.”

“Mari dukung IDF dan komandannya dan bela mereka melawan semua seruan itu, yang hanya membuat musuh senang.”

Reaksi para pejabat tinggi Israel lainnya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut menyoroti aksi unjuk rasa di markas IDF.

Dia mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta amarah diredam.

Di samping itu, Netanyahu mengecam keras tindakan pengunjuk rasa menerobos markas IDF yang menjadi tempat menahan warga Palestina itu.

Kecaman juga dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

“Bahkan pada situasi marah, hukum berlaku untuk semua orang,” ujar Gallant.

“Kita harus mengizinkan pihak berwenang untuk menjalankan penyelidikan yang diperlukan sambil menjaga kehormatan tentara kita.”

Adapun Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan aksi unjuk rasa oleh para “perusuh” itu membahayakan militer Israel.

“Kami datang ke Beit Lid untuk memastikan tidak terjadi hal yang serius,” ujar Halevi saat berkunjung ke markas itu, dikutip dari The Times of Israel.

“Kedatangan para perusuh itu dan upaya untuk menerobos masuk ke dalam markas adalah tindakan gawat, melanggar hukum, dekat dengan tindakan anarki, membahayakan IDF, keamanan negara, dan upaya perang.”

IDF mengatakan saat ini pihaknya sedang bersiap melancarkan serangan balasan terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon.

Menurut IDF, kerusuhan di markas itu merupakan gangguan besar bagi para tentara Israel.

Halevi bahkan dilaporkan harus menghentikan diskusi penting mengenai serangan Israel demi menangani para perusuh di markas.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini