Sejak konflik Oktober 2023, lebih dari 39.360 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 90.900 orang terluka sejak perang dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
3 Putranya telah tewas April lalu
April lalu, tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Militer Israel mengonfirmasi melakukan serangan itu, dan menyebut ketiga putranya sebagai anggota sayap bersenjata Hamas.
Ketiga putranya - Hazem, Amir, dan Mohammad - tewas ketika mobil yang mereka tumpangi dibom di kamp Al-Shati di Gaza, kata Hamas. Empat cucu Haniyeh, tiga perempuan dan satu laki-laki, juga tewas dalam serangan itu, kata Hamas.
Ketika ditanya tentang keempat cucu yang tewas dalam serangan udara itu, militer Israel mengatakan "tidak ada informasi tentang itu saat ini."
Haniyeh, yang bermarkas di Qatar, telah menjadi wajah tegas diplomasi internasional Hamas saat perang dengan Israel berkecamuk di Gaza, tempat rumah keluarganya dihancurkan dalam serangan udara Israel pada bulan November.
"Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah rakyat kami," kata Haniyeh, ketika itu.
Ketiga putra dan empat cucu tersebut sedang melakukan kunjungan keluarga pada hari pertama hari raya Idul Fitri di Shati, kamp pengungsian asal mereka di Kota Gaza, menurut keterangan kerabat.
Hamas mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka sedang mempelajari usulan gencatan senjata Israel dalam perang Gaza yang telah berlangsung lebih dari enam bulan, tetapi usulan tersebut "keras kepala" dan tidak memenuhi satu pun tuntutan Palestina.
"Tuntutan kami jelas dan spesifik dan kami tidak akan memberikan konsesi atas tuntutan tersebut. Musuh akan berkhayal jika mengira bahwa menargetkan putra-putra saya, pada klimaks negosiasi dan sebelum gerakan tersebut mengirimkan tanggapannya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya," kata Haniyeh.