TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa Iran mampu melancarkan serangan besar-besaran ke Israel.
Di samping itu, AS mengatakan Iran punya tekad atau kemauan untuk menyerang musuh besarnya di tepi Laut Mediterania itu.
“Iran sudah membuktikan mampu dan punya kemauan untuk melancarkan serangan besar ke Israel,” ujar Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Kamis, (1/7/2024), dikutip dari Press TV yang mengutip MSNBC.
Bukti itu ialah Operasi Janji Sejati yang dilakukan oleh Iran pada tanggal 13 April lalu.
Dalam operasi itu Iran menembakkan lebih dari 300 rudal dan pesawat nirawak sebagai balasan atas pembunuhan dua jenderal Iran oleh Israel di Suriah.
Adapun saat ini situasi di Timur Tengah makin panas setelah Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh di Teheran, Iran.
Iran menuding Israel berada di balik pembunuhan itu dan sudah berjanji akan membalasnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei memperingatkan Israel bahwa negara Zionis itu akan menerima “balasan keras”.
Di samping itu, Khamenei menegaskan bahwa Iran punya kewajiban untuk membalas Israel atas pembunuhan Haniyeh.
Ancaman Iran itu membuat AS khawatir.
Baca juga: Iran akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh, Netanyahu Ingatkan Risiko Serang Israel
“Kita harus menganggap serius peringatan pemimpin itu (Khamenei) tentang serangan balasan,” kata Kirby.
“Kita harus melakukan semua tindakan pencegahan untuk memastikan keamanan diri kita dan sekutu kita di kawasan itu.”
Iran bukan satu-satunya pihak yang wajib diwaspadai oleh Israel dan AS.
Kelompok Hizbullah yang tergabung dalam Poros Perlawanan Iran juga baru saja mengancam Israel.
Hizbullah marah besar karena panglima seniornya, Fuad Shukr, tewas dibunuh Israel dalam serangan udara di Beirut pada hari Selasa pekan ini.
Kelompok asal Lebanon itu sudah bersumpah akan membalas Israel atas kematian Shukr.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pertempuran melawan Israel kini memasuki “fase baru” setelah Shukr dan Haniyeh dibunuh.
“Kepada semua front pembantu, kini kita memasuki fase baru, berbeda dengan fase sebelumnya.”
Nasrallah berujar Israel telah bertindak “melewati batas” dan akan menghadapi “amukan dan balasan di semua front”.
Kata dia, balasan itu nantinya bukan sekadar aksi tembak-menembak di perbatasan Israel-Lebanon selama 9 bulan ini. Dia mengatakan Hizbullah saat ini masih “mengkaji” serangan balasan itu.
“Musuh dan mereka yang membantu musuh harus menunggu balasan kami yang tidak bisa dihindari,” ucapnya.
“Ini bukan sekadar operasi pembunuhan. Inia adalah suatu serangan,” kata Nasrallah pada hari Kamis saat upacara pemakaman Shukr.
Kelompok Houthi yang menjadi proksi Iran juga mengancam akan membalas Israel.
Baca juga: Hizbullah Berjanji akan Memberikan Balasan Nyata Terhadap Israel Setelah Tewasnya Komandan di Beirut
“Kami akan melakukan segalanya, dengan kehendak Allah, dan kerja sama dengan saudara kita dalam Poros Perlawanan dalam membalaskan dendam atas kematian syuhada itu (Haniyeh) dan semua syuhada dan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina,” kata Houthi dikutip dari Anadolu Agency.
Beberapa minggu lalu Houthi menyerang ibu kota Israel dengan pesawat nirawak. Israel kemudian membalasnya dengan menyerang Kota Hodeidah di Yaman.
Ancaman Hizbullah, Iran, dan Houthi memicu kekhawatiran. Pada hari Selasa data dari Flight Aware memperlihatkan ada 18 penerbangan ke Bandar Ben Gurion yang dibatalkan.
Maskapai Air India juga membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv. Adapun maskapai lainnya menunda sejumlah menunda sejumlah penerbangan.
Sebelumnya, Dewan Keamanan Israel sudah mengumumkan larangan bepergian ke luar negeri. Menurut Israe, Iran, Hamas, dan Hizbullah bisa saja menyerang target di luar negeri yang berhubungan dengan Israel.
Hingga saat ini belum diketahui kapan Iran, Hizbullah, dan Houthi akan melancarkan serangan.
(Tribunnews/Febri)