Seorang saksi mata mengatakan, serangan itu terjadi saat salat digelar di sebuah masjid di gedung tersebut.
Ini adalah serangan terbaru dari apa yang disebut kantor hak asasi manusia PBB sebagai "serangan sistematis terhadap sekolah" oleh Israel, dengan setidaknya 21 serangan sejak 4 Juli yang mengakibatkan ratusan orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Militer Israel mengakui telah menargetkan sekolah Tabeen di pusat Kota Gaza.
Sementara, Izzat al-Rishq, seorang pejabat tinggi Hamas, membantah adanya militan di sekolah tersebut.
Dilansir AP News, dinding-dinding hancur di lantai dasar gedung besar itu.
Bongkahan beton dan logam bengkok berserakan di lantai yang berlumuran darah.
Mayat-mayat, beberapa di antaranya dibungkus kain kafan berlumuran darah, diletakkan berdesakan di kuburan sementara, memberi ruang bagi lebih banyak lagi.
Fadel Naeem, direktur rumah sakit al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan pihaknya menerima 70 jenazah beserta potongan tubuh sebanyak 10 orang lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 47 orang lainnya terluka.
“Kami mengalami beberapa cedera paling serius yang pernah kami alami selama perang,” katanya.
Menurutnya, banyak yang terluka harus diamputasi anggota tubuhnya dan beberapa mengalami luka bakar serius.
Baca juga: Dalih Israel Serang Sekolah di Gaza hingga Tewaskan 100 Orang, Incar Ashraf Juda
Di sisi lain, Iran tidak mengakui Israel dan telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak revolusi Islam tahun 1979.
Teheran memuji serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel tetapi membantah terlibat.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 saat berkunjung ke Teheran, yang menyalahkan Israel dan bersumpah untuk membalas.