TRIBUNNEWS.COM – Ukraina kembali mengintensifkan serangannya terhadap wilayah Rusia pada Selasa, dengan meluncurkan sejumlah pesawat tak berawak (drone) ke lokasi strategis di Kursk.
Serangan ini merupakan upaya terbaru Ukraina untuk memperluas kendalinya atas wilayah yang selama ini menjadi titik fokus ketegangan dengan Rusia.
Menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Rusia, sistem pertahanan udara mereka berhasil menembak jatuh 12 pesawat nirawak di wilayah Kursk dan satu di Belgorod.
Sementara itu, Kyiv mengklaim telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Rusia, meskipun pejabat Rusia menyebut luas yang dikuasai kurang dari separuh klaim tersebut.
Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pidato malamnya, menegaskan bahwa serangan ini adalah bagian dari upaya Ukraina untuk menjaga keamanan nasionalnya.
Zelensky menuduh Rusia menggunakan wilayah Kursk untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina dan menegaskan perlunya tindakan keras untuk mendorong Rusia menuju meja perundingan.
"Rusia harus dipaksa berdamai jika Putin sangat ingin berperang," kata Zelensky, dikutip dari reuters.com, Selasa (13/8/2024).
"Rusia membawa perang bagi pihak lain, kini ia kembali ke negaranya. Ukraina selalu menginginkan perdamaian, dan kami tentu akan memastikan perdamaian," imbuh Zelensky, dilansir dari bbc.com, Selasa (13/8/2024).
Diketahui sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pasukan Ukraina telah berhasil menghancurkan 14 pesawat tak berawak, 4 rudal balistik, dan 18 pesawat tak berawak di wilayah Rusia lainnya.
"Mereka (Ukraina) telah menghancurkan 14 pesawat tak berawak Ukraina dan empat rudal balistik taktis Tochka-U semalam di wilayah Kursk, dan 18 pesawat tak berawak di wilayah Rusia lainnya yang sering diserang Ukraina," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com.
Namun, meski serangan ini diklaim telah dihentikan, posisi Rusia di wilayah Kursk tampak semakin terancam.
Baca juga: Zelensky Klaim Invasi di Kursk Berhasil, Ukraina Kini Caplok 100 Ribu Hektar Wilayah Milik Rusia
Jenderal Valery Gerasimov, pejabat tinggi militer Rusia, menyatakan pada hari Rabu bahwa meskipun serangan Ukraina telah dihentikan, pasukan Rusia belum berhasil memaksa pasukan Kyiv untuk mundur melintasi perbatasan.
Dengan situasi ini, pertempuran di Kursk semakin memperburuk ketegangan di antara kedua negara yang telah lama berkonflik.
(mg/Saifuddin Herlanda Abid)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)