"Netanyahu berusaha mencapai tujuan ambisius yang telah ia cari selama 20 tahun melalui kesempatan yang datang kepadanya, menyeret Amerika Serikat untuk berperang bersamanya dalam pertempuran agresi melawan Iran," kata Naim kepada Newsweek.
"Baginya, ini adalah kesempatan untuk meningkatkan situasi di kawasan itu, tidak hanya di Gaza, tetapi di seluruh kawasan," imbuhnya.
"Sehingga Amerika Serikat akan berjuang bersamanya dalam pertempuran yang ia tahu tidak dapat ia lakukan sendirian."
Naim juga berpendapat bahwa Netanyahu berkomitmen untuk melanjutkan agresi hingga pemilihan umum Amerika berikutnya.
Netanyahu mungkin akan mempertimbangkan bahwa seorang presiden baru mungkin akan lebih mendukungnya dalam agresi terhadap rakyat Palestina.
Update Perang Israel-Hamas
Sejak perang dimulai Oktober lalu, setidaknya 40.005 orang tewas dan 92.401 orang terluka dalam perang Israel di Gaza, mengutip Al Jazeera.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan pembicaraan antara para mediator untuk membantu mengakhiri perang di Gaza akan dilanjutkan pada hari Jumat.
Mediator gencatan senjata Gaza dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat sebelumnya menggelar perundingan pada hari Kamis (15/8/2024).
Di tempat lain, serangan Israel pada Kamis malam terhadap apartemen di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara telah menewaskan beberapa warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, demikian laporan badan pertahanan sipil Gaza.
Seorang pria Palestina tewas dan sekitar belasan lainnya terluka oleh pemukim Israel bersenjata yang menyerang komunitas Palestina di Tepi Barat yang diduduki, membakar mobil dan merusak properti.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)