News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Cacar Monyet

Geger! Jenis Monkeypox Berbahaya Pertama di Luar Afrika Ditemukan, 1 Warga Swedia Terinfeksi

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi kaki yang terserang virus cacar monyet atau monkeypox. -- Satu warga negara Swedia terkonfirmasi telah terinfeksi monkeypox (mpox) paling berbahaya setelah mengunjungi di suatu kawasan di Afrika.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Kesehatan Masyarakat Swedia mengkonfirmasi warga negaranya telah terinfeksi jenis monkeypox (mpox) paling berbahaya.

Kasus mpox di Swedia ini menjadi yang pertama terjadi di luar Afrika.

Dikonfirmasi, badan tersebut mengatakan jenis mpox yang dibawa orang tersebut merupakan jenis yang lebih berbahaya.

Orang tersebut terinfeksi saat dirinya tinggal di suatu kawasan di Afrika yang saat ini tengah dilanda wabah mpox Clade 1.

Berita itu muncul hanya beberapa jam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah mpox di beberapa wilayah Afrika kini menjadi darurat kesehatan masyarakat.

Setidaknya 450 orang meninggal selama wabah awal di Republik Demokratik Kongo dan penyakit tersebut telah menyebar ke wilayah Afrika Tengah dan Timur.

Penjabat Kepala Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, Olivia Wigzell mengatakan, orang yang terinfeksi saat ini telah dirawat di daerah Stockholm.

Wigzell menyebut, fakta mereka menerima perawatan di Swedia tak lantas ada risiko bagi populasi yang lebih luas.

"Orang yang terjangkit juga terinfeksi selama tinggal di suatu wilayah di Afrika yang sedang dilanda wabah besar mpox Clade 1," kata Wigzell, dikutip dari BBC.

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, ditularkan melalui kontak dekat, seperti seks, kontak kulit ke kulit, dan berbicara atau bernapas di dekat orang lain.

Penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu, lesi kulit, dan dapat berakibat fatal, dengan empat dari 100 kasus mengakibatkan kematian.

Baca juga: WHO Nyatakan Monkeypox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat Global

Penyakit ini paling umum terjadi di hutan hujan tropis di Afrika Barat dan Tengah dan terdapat ribuan infeksi setiap tahun.

Saat ini ada sejumlah wabah mpox yang terjadi secara bersamaan dan sebagiannya dipicu oleh jenis Clade 1b yang lebih baru dan lebih serius, yang diidentifikasi pada bulan September tahun lalu.

Ada dua jenis Clade 1 dan kasus di Swedia telah diidentifikasi sebagai Clade 1b.

Sejak mpox Clade 1b pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo, telah ada kasus yang dikonfirmasi di Burundi, Kenya, dan Rwanda, sebelum kasus baru diidentifikasi di Swedia.

Meskipun Clade 2 menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada tahun 2022, keadaannya relatif ringan dan sekitar 300 kasus telah diidentifikasi di Swedia.

WHO/Eropa mengatakan pihaknya secara aktif bekerja sama dengan otoritas kesehatan Swedia mengenai "cara terbaik untuk menangani kasus pertama mpox Clade 1b yang terkonfirmasi".

Ia mendesak negara-negara lain untuk bertindak cepat dan transparan seperti Swedia, karena kemungkinan akan ada lebih banyak "kasus impor Clade 1 di kawasan Eropa selama beberapa hari dan minggu mendatang".

Badan Kesehatan Masyarakat Swedia mengatakan wabah yang lebih berbahaya kemungkinan besar terkait dengan "peningkatan penyakit yang lebih parah dan angka kematian yang lebih tinggi".

Baca juga: Mengapa Orang dengan HIV Rentan Terinfeksi Monkeypox? Begini Kata Dokter

Dr Jonas Albarnaz, yang mengkhususkan diri dalam virus cacar di Pirbright Institute, mengatakan kasus pertama di luar Afrika mengkhawatirkan karena itu berarti penyebarannya "mungkin lebih besar dari yang kita ketahui kemarin".

Sementara dr Brian Ferguson, Associate Professor Imunologi di Universitas Cambridge setuju ini "jelas merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan" tetapi tidak mengejutkan mengingat tingkat keparahan dan penyebaran wabah di Afrika.

WHO berharap deklarasi terbarunya,mpox adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, akan memicu dukungan yang lebih besar ke daerah-daerah yang paling terkena dampak.

Vaksin telah tersedia bagi mereka yang berisiko paling tinggi atau yang pernah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Meski begitu, banyak ahli khawatir tidak ada cukup suntikan atau dana untuk memberikannya kepada orang-orang yang paling membutuhkan.

Mengapa jadi Darurat Kesehatan Lagi?

Pasien monkeypox di Republik Demokratik Kongo saat wabah pada tahun 1997 (CDC/The Star)

Dua tahun lalu, WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat ketika suatu bentuk penyakit mulai menyebar secara global, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria.

Wabah itu berhasil dikendalikan setelah perubahan perilaku dan praktik seks yang aman, ditambah vaksin, membantu orang-orang yang berisiko melindungi diri mereka sendiri di banyak negara.

Namun, mpox telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa wilayah Afrika selama beberapa dekade.

Kasus pertama pada manusia terjadi di Kongo pada tahun 1970, dan wabah penyakit ini telah terjadi sejak saat itu.

Wabah saat ini, yang terburuk di Kongo, telah menyebabkan 27.000 kasus dan lebih dari 1.100 kematian sejak Januari 2023, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.

Baca juga: Ketahui Aturan Isolasi Bagi Pasien Monkeypox

Dikutip dari Reuters, penyakit ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah, dan biasanya ringan tetapi dapat mematikan.

Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang mengidap HIV, semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

Dua jenis mpox sekarang menyebar di negara tersebut: bentuk virus endemik serta cabang baru.

Bentuk baru virus ini telah memicu kekhawatiran global karena tampaknya menyebar dengan cepat dan sedikit yang diketahui tentangnya.

Virus ini menular melalui hubungan seksual dan kontak dekat lainnya - seperti di antara anak-anak di kamp pengungsian di beberapa wilayah Kongo - dan kini telah berpindah dari Kongo timur ke Rwanda, Uganda, Burundi, dan Kenya.

Para ilmuwan berharap deklarasi darurat akan mempercepat upaya untuk mendapatkan lebih banyak peralatan medis dan pendanaan ke Kongo guna membantu pihak berwenang di sana mengatasi wabah tersebut.

Pengawasan yang lebih baik diperlukan untuk mempelajari virus tersebut dan membantu menghentikan penyebarannya.

Namun pada tahun 2022, permohonan WHO untuk $34 juta guna memerangi mpox tidak mendapat tanggapan dari para donor, dan terdapat ketidakadilan yang besar dalam hal siapa yang memiliki akses terhadap dosis vaksin.

Negara-negara Afrika tidak memiliki akses terhadap dua suntikan yang digunakan dalam wabah global, yang dibuat oleh Bavarian Nordic dan KM Biologics.

Dua tahun kemudian, hal itu tetap terjadi, meskipun ada upaya untuk mengubahnya, WHO mengatakan pada hari Rabu saat memohon sumbangan dosis dari negara-negara yang memiliki persediaan.

CDC Afrika juga mengatakan memiliki rencana untuk mengamankan dosis, tanpa menjelaskan lebih lanjut, tetapi persediaan saat ini terbatas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini