Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kaisar Jepang Naruhito sangat berharap manusia tetap bersatu dan bersemangat berusaha mencari kedamaian serta kebahagiaan bersama.
"Pada Hari Peringatan Korban Perang dan Berdoa untuk Perdamaian ini, pikiran saya tertuju pada banyak orang yang kehilangan nyawa mereka yang berharga dalam perang terakhir dan keluarga mereka yang berduka, saat saya menghadiri Upacara Peringatan bagi Korban Perang ini dengan rasa duka yang mendalam dan baru," ungkap Kaisar Jepang di Budokan Tokyo memperingati korban perang ke-79 Kamis ini (15/8/2024).
Tujuh puluh sembilan tahun telah berlalu sejak berakhirnya perang.
"Negara Jepang saat ini menikmati kedamaian dan kemakmuran, berkat upaya tanpa henti yang dilakukan oleh rakyat Jepang. Ketika saya melihat kembali langkah-langkah sulit yang diambil oleh rakyat, saya tidak dapat menahan diri untuk tidak diliputi emosi yang mendalam."
Kaisar Jepang menekankan sangat berharap agar kita semua dapat terus bersatu dalam semangat untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan rakyat di masa depan.
Baca juga: 22 Maret Kaisar Jepang Naruhito & Permaisuri akan Kunjungi Masyarakat Terdampak Gempa di Ishikawa
"Melihat kembali masa damai pascaperang yang panjang, merenungkan masa lalu kita dan mengingat rasa penyesalan yang mendalam, saya sungguh-sungguh berharap bahwa kehancuran akibat perang tidak akan pernah terulang lagi."
"Bersama dengan seluruh rakyat kita, saya sekarang menyampaikan penghormatan yang tulus kepada semua orang yang kehilangan nyawa dalam perang, baik di medan perang maupun di tempat lain, dan berdoa untuk perdamaian dunia dan untuk pembangunan berkelanjutan di negara kita."
Upacara peringatan perang nasional yang disponsori pemerintah diadakan di Budokan Jepang di Tokyo, dihadiri oleh lebih dari 3.000 keluarga yang berduka.
Upacara peringatan, yang memperingati sekitar 3,1 juta korban perang, dihadiri oleh 3.055 anggota keluarga yang berduka, Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri, dan pejabat pemerintah.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, 47,1 persen dari mereka yang hadir, lahir setelah perang 1945.
Yang tertua dari anggota keluarga yang berduka yang hadir adalah Shoji Nagaya yang berusia 97 tahun, yang kehilangan saudara laki-lakinya karena tuberkulosis paru ketika dia pergi ke Tiongkok, dan dirinya sendiri adalah seorang penerbang muda di Angkatan Darat.
Nagaya, anggota keluarga tertua yang berduka yang menghadiri upacara tersebut mengungkapkan, "Ketika Anda mendengar raungan aneh dari B-29 itu. Saya tidak bisa melupakan ketakutan itu. Saya menghadiri upacara peringatan setiap tahun untuk memperingati saudara laki-laki saya, untuk memperingati senior saya yang tewas dalam serangan kamikaze, dan untuk mengingat bahwa sebagai seorang penyintas, saya percaya bahwa ini adalah misi saya sebagai seorang penyintas."
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.