TRIBUNNEWS.COM - Sekutu dekat Rusia, Belarusia, kembali mengklaim ada provokasi bersenjata yang direncanakan oleh Ukraina di perbatasan Belarusia dan Ukraina.
Belarusia mengatakan militernya mendeteksi pergerakan pasukan Ukraina di sepanjang perbatasan, menurut laporan surat kabar Belarusia, Belta, pada Jumat (16/8/2024).
"Mengingat keberadaan formasi bersenjata Ukraina di wilayah perbatasan, masih ada kemungkinan besar terjadinya provokasi bersenjata," kata Menteri Pertahanan Belarusia Viktor Khrenin dalam pertemuan dengan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, pada Jumat.
"Pasukan Ukraina melakukan pengintaian udara di wilayah perbatasan, termasuk upaya untuk melanggar wilayah udara Belarusia,” klaimnya.
“Kami melihat pergerakan aktif pasukan khusus dan dinas keamanan Ukraina di wilayah sepanjang perbatasan negara Republik Belarusia,” imbuhnya, menggambarkan situasi pertahanan di selatan Belarusia mulai meningkat.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Alexander Lukashenko memperingatkan Ukraina bahwa negaranya memiliki semua yang dimiliki untuk menghadapi semua ancaman.
“Kami memiliki semua yang kami butuhkan untuk menangkal kemungkinan trik kotor (saya tidak bermaksud mengatakan serangan atau penyerangan) terhadap Belarusia,” kata Presiden Alexander Lukashenko, seperti diberitakan Euro News.
Belarusia Perketat Perbatasan setelah Ukraina Invasi Kursk, Rusia
Sebelumnya, Menhan Belarusia, Viktor Khrenin, mengatakan Alexander Lukashenko telah memerintahkan bala bantuan pasukan Belarusia di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina pada Sabtu (10/8/2024).
Pengiriman bantuan pasukan ini sebagai tanggapan atas dugaan pelanggaran wilayah udara di mana drone Ukraina meluncur di langit Belarusia selama serangan Ukraina di Kursk, Rusia pada Jumat (9/8/2024).
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-906: Rusia Panik setelah Kyiv Ledakkan 2 Jembatan Utama di Kursk
Sementara itu, juru bicara dinas perbatasan Ukraina, Andriy Demchenko, membantah melihat adanya pergerakan pasukan Belarusia di sepanjang perbatasan bersama mereka pada saat itu.
Andriy Demchenko menegaskan kembali bahwa perbatasan Belarusia-Ukraina stabil dan sepenuhnya terkendali, seperti diberitakan The Moscow Times.
Sebaliknya, Ukraina sebelumnya menuduh Belarusia berupaya meningkatkan ketegangan di perbatasan mereka untuk mengalihkan perhatian Ukraina dari serangannya di Kursk, Rusia.
Belarusia Ancam Ukraina jika Wilayahnya Ikut Diserang
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, sebelumnya menegaskan negaranya tidak ingin terlibat perang dengan NATO dan tidak ingin perang Rusia-Ukraina meningkat.
Namun, ia tidak akan diam jika wilayah Belarusia ikut diserang oleh Ukraina.
“Jika mereka melakukannya, kami tidak punya pilihan lain. Tidak akan ada 'garis merah'. Itu ada di sana, garisnya – perbatasan negara. Begitu Anda menginjaknya, responsnya akan langsung terjadi,” kata Alexander Lukashenko kepada saluran TV Russia 1, Kamis (15/8/2024).
Sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Alexander Lukashenko mengizinkan Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai pangkalan persiapan untuk invasi pada 24 Februari 2022 ke Ukraina, tapi pasukan Belarus tidak mengambil bagian langsung dalam perang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)